Integrasi Tanam Jagung dan Sawit Dimulai Gubernur

Limapuluh Kota – Sebagai salah satu daerah produsen telur dan ayam terbesar di Sumatera Barat (Sumbar), Kabupaten Limapuluh Kota sangat butuh sekali dengan jagung. Karena pakan ternak khususnya ayam, sangat tergantung sekali dengan jagung itu. Apalagi daerah yang luas dan masih banyak lahan kosong, membuat pemerintah daerah berkeinginan untuk bisa menjadi penghasil jagung di Sumbar.

Salah satu gebrakan daerah itu untuk swasembada jagung, dengan perluasan areal tanam jagung seluas 20.000 hektar terus diintensifkan. Terbaru giliran lahan perkebunan kelapa sawit dilirik, untuk penerapan pola integrasi jagung-sawit guna memacu produksi jagung di Limapuluh Kota.

Bupati Limapuluh Kota Safaruddin Dt. Bandaro Rajo, kepada wartawan, Selasa (12/7), mengatakan, langkah itu digulirkan melalui aktivitas tanam perdana jagung di lahan bukaan baru kelapa sawit di Banja Ronah, Kecamatan Pangkalan. “Kita telah melakukan tanam perdana bersama pak gubernur. Dimana tanam perdana ini, menggenapi kunjungan kerja Gubernur Sumbar selama dua hari di Limapuluh Kota. Kita juga mengambil langkah-langkah untuk terus merealisasikan penanaman jagung 20.000 hektar, termasuk pemanfaatan lahan dimana kelapa sawit baru ditanam untuk budidaya jagung,” ujarnya.

Menurutnya, penanaman perdana integrasi jagung dengan sawit akan terus dikembangkan sesuai potensi lahan yang tersedia tersedia. “Ini akan terus kita pacu perkembangannya, untuk tahap awal ini kita dorong penumbuhan seluas 30 hektar dari potensi lahan sawo 60 hektar,” tambah bupati, yang juga didampingi Wakil Ketua DPRD Syamsul Mikar, Ketua TP-PKK Nevi Safaruddin, Sekretaris DPTPH Provinsi Sumbar Ferdinal, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Witra Porsepwandi, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Devi Kusmira, Tokoh Usahawan Kapur IX Santo, Camat Pangkalan, Walinagari Pangkalan Koto Baru dan Walinagari Gunung Malintang.

Sementara Kepala Distanhortbun Witra Porsepwandi, menambahkan, kesediaan pemilik lahan sawit untuk integrasi dengan jagung tak lepas dari pendekatan oleh bupati Limapuluh Kota. Untuk tahap awal, integrasi jagung sawit seluas 30 hektar akan diberi peluang kepada kelompok tani di Banja Ronah. “Selebihnya, kita akan dorong pemilik lahan untuk tanam jagung juga. Jadi antara kelompok tani dan pengusaha sawit akan saling bersinergi dalam mendukung program ini,” ucapnya.

Dikatakan, pola ini akan terus dikembangkan kepada sejumlah areal potensi lainnya di Kecamatan Pangkalan Koto Baru dan Kapur IX. Untuk pemenuhan benih dan sarana produksi, khusus untuk kelompok tani akan dibidik skema program integrasi jagung dengan komoditi perkebunan di Provinsi dan Kementerian Pertanian. “Usaha kita dengan pola integrasi jagung-sawit, bakal kita laporkan kepada Kementrian Pertanian apakah melalui Provinsi atau langsung. Sehingga inovasi pemanfaatan areal tanam ini mendapat bantuan pengembangan kedepannya,” pungkas Witra. 207