Integrasi Pelabuhan, Mimpi Wujudkan Indonesia Jadi Poros Maritim Dunia

Ilustrasi.

Pasca merger, menurut Arif Suhartono, Pelindo akan membentuk empat klaster bisnis atau subholding untuk anak perusahaan yang dimiliki oleh Pelindo I samapi IV. Ke empat subholding tersebut adalah: (1) peti kemas, (2) non peti kemas, (3) logistik & hinterland development, dan (4) marine, equipment, & port services.

Pelindo yang sudah terintegrasi selanjutnya tidak akan dikelola berdasarkan wilayah, melainkan berdasarkan lini bisnis di atas sehingga bisa fokus mengembangkan potensi bisnis ke depan. Beberapa pelabuhan cabang yang tadinya mengelola semua kegiatan, akan dijadikan dalam satu perusahaan, yakni 4 subholding tersebut. Contohnya semua anak perusahaan Pelindo I-IV yang bergerak di bidang peti kemas akan masuk ke sub holding peti kemas.

Tujuannya agar mereka bisa memberikan layanan dan performa yang sama. Misalnya, layanan petikemas yang nanti ditangani subholding Pelindo Petikemas dari satu ujung ke ujung lainnya akan dilayani dengan level layanan yang sama untuk kelas pelabuhan yang sama.

“Pemfokusan klaster-klaster bisnis akan meningkatkan kapabilitas dan keahlian yang akan berdampak pada peningkatan kepuasan pelanggan melalui kualitas layanan yang lebih baik dan peningkatan efisiensi dalam penggunaan sumber daya keuangan, aset, dan SDM,” tutur Arif Suhartono.

Jauh hari sebelum rencana realisasi merger ini, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) seringkali menegaskan pentingnya integrasi disektor perusahaan pelabuhan di bawah naungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dengan integrasi tersebut, akan terbentuk satu sistem logistik nasional yang akan dioperasikan dari satu tempat.

Jokowi memperkirakan, biaya logistik bisa jatuh mungkin separuh atau sepertiganya. Biaya transportasi dan logistik di dalam negeri masih sangat mahal dibandingkan negara-negara tetangga. Padahal, persaingan antar negara semakin ketat saja. Bila tidak segera diturunkan, tentu akan sulit bagi produk domestik untuk bersaing di tingkat dunia.

Berdasar arahan Jokowi dalam Program Strategis Nasional (PSN), penggabungan Pelindo merupakan salah satu bagian program strategis pemerintah dan inisiatif Kementerian BUMN untuk melanjutkan proses konsolidasi layanan kepelabuhanan. Merger juga dinilai sebagai opsi paling sesuai karena dapat memaksimalkan sinergi dan penciptaan nilai tambah.

Integrasi Pelindo, memang tidak akan memberi hasil yang serta merta. Semua akan butuh proses dan perjuangan. Yang pasti, sinergi dan integrase Pelindo akan memberi banyak manfaat bagi perusahaan maupun ekonomi nasional. Salah satunya membuka pintu bagi perusahaan untuk ‘go global’. Integrasi juga diyakini bisa menurunkan biaya logistik dalam negeri yang masih sangat tinggi dibanding negara lain.

Yang tak kalah penting, penggabungan pelabuhan akan menyesuaikan dengan kemajuan teknologi dan informasi. Sebagai perusahaan yang memiliki peran besar dalam menjaga rantai distribusi logistik negara, sudah seharusnya Pelindo selalu membuat terobosan. Terobosan yang akan membawa Pelindo sebagai pemimpin ekosistem maritim terintegrasi dan berkelas dunia. (*)