Ragam  

Inilah Kisah Saya yang Positif Covid

Muharman, pasien positif Covid-19 berbagi pengalaman tentang dirinya yang terpapar virus menular tersebut. (Ist)

HENING. Sendiri dalam ruangan berukuran kecil. Tak ada kawan. Sepi menikam persis di ulu jantung.Tak hendak kemana pekik akan disampaikan. Yang ada hanya diri seorang, membatin. Terkenang keluarga di rumah. Ini bukan soal jauhnya perjalanan, tapi tentang wabah. Jantung serasa diremas-remas, napas sesak, dunia seolah berakhir, tapi hidup ternyata belum berakhir. Di sini di ruang isolasi.

Itu  sepotong kisah yang dialami Muharman S. Pt, M. Sos, pasien positif Covid-19 yang kini menjalani isolasi di kawasan Kota Pariaman. Dari ruangan keramat itu dia menulis tulisan bersambung untuk pembaca Harian Singgalang, tentang perjalannya dari awal terkonfirmasi positif hingga menjalani isolasi.  *

**

“Awalnya saya merasakan sakit tenggorokan sedikit, karena tetap bisa menelan makanan. Suhu badan biasa alias tidak demam dan ini saya alami beberapa hari. Setelah mengkonsumsi obat, sakit di tenggorokan saya berangsur hilang dan kondisi tetap terasa bugar,” kata Muharman, ASN Pemko Pariaman.

Lalu, atas saran istri dia melakukan isolasi mandiri di rumah. Tidur dalam satu kamar terpisah sementara istri dan anak-anak di kamar lain. Dia tidak kontak sama sekali dengan keluarga, sampai hasil tes usap keluar.

Satu hari relawan Yayasan Ruandu Sumatera Barat, yang akrab disapa Imoe itu tiba-tiba merasakan penciuman hilang (tidak bisa mencium minyak kayu putih) dan indera perasa hilang sebagian. 

“Saya masih bisa merasakan manis, pahit, asam dan asin, tapi jika makan sesuatu “enaknya” makanan tidak terasa. Saya berinisiatif melakukan tes usap untuk menyikapi kondisi ini. Hilangnya penciuman dan sebagian rasa, tidak sampai lama. Kira-kira kurang dari 48 jam. Setelah itu berangsur mulai terasa kembali. Saya masih tetap melakukan isolasi mandiri di rumah,” sebutnya.

Berselang 6 hari setelah tes, Imoe dihubungi petugas medis dan menyampaikan bahwa dirinya positif Covid-19. Kaget sudah barang pasti, penyangkalan iya juga. Dia berusaha mencerna dan mencari kambing hitam sempat terlintas. Ditariknya nafas dalam-dalam dan memberitahu keluarga kalau dirinya positif Covid-19. 

Imoe segera berkemas karena petugas akan menjemput. Dia dibawa ke rumah sakit rujukan. Di sana dilakukan serangkaian tindakan mulai dari cek suhu tubuh, tensi darah, pengambilan sampel darah, ronsen paru-paru dan terakhir pengecekan jantung. Selesai semua pemeriksaan Imoe dan beberapa pasien lain yang juga dinyatakan positif menunggu kesimpulan secara umum hasil diagnosa dari dokter. Setelah sekitar 4 jam dari tindakan pertama dilakukan mereka dipanggil satu persatu untuk mendapatkan hasil diagnosa.