Ikhsyat Syukur : Wartawan Harus Lebih Cerdas dari Narasumber

Suasana zoom meeting program Fellowship Jurnalisme Pendidikan (FJP) Batch IV yang digagas Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) berkolaborasi dengan PT Paragon Technology and Innovation, Rabu (18/5/2022). Zoom kali ini menghadirkan naras sumber praktisi pendidikan Indonesia Ikhsyat Syukur. Ist

“Hal lain yang juga mengundang keprihatinan kita adalah, kesenjangan kualitas pendidikan di Jawa dan luar Jawa sangat ekstrem. Sekolah terbaik di luar Jawa, bahkan kualitasnya masih di bawah sekolah yang terjelek di Jawa,” tuturnya.

Pada kesempatan tersebut, Ikhsyat juga menjelaskan tentang Program for International Student Assessment (PISA), yang merupakan program untuk menilai peserta didik dari seluruh negara. Sejak bergabung, pada tahun 2000, Indonesia menempati urutan ke-39 dari total 41 negara. Posisi Indonesia sebenarnya mengalami perkembangan pada survei tahun 2015.

Namun, tahun 2018 dari penilaian PISA, pendidikan di Indonesia kembali menurun dan menempati posisi ke-71 dari total 78 negara.

“Penilaian PISA terakhir tahun 2018, posisi Indonesia menurun, baik dari sisi science, matematika hingga literasi. Sebenarnya, PISA akan kembali dilakukan tahun 2021 lalu, namun tekendala pandemi Covid-19, sehingga baru akan dilakukan tahun ini,” terangnya.

Terkait rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia, Ikhsyat mengatakan, banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya adalah SDM dari para tenaga pendidik sendiri. Fakta di lapangan, sebagian besar orang yang menempuh pendidikan pada jurusan kependidikan, bukanlah dari kalangan yang mempunyai prestasi akademik terbaik.

“Saya pernah hadir dalam suatu acara guru-guru di Sumbar, pada saat itu ada Pak Gubernur yang ketika itu Pak Irwan Prayinto bertanya, siapakah dari para guru yang hadir di lokasi tersebut, yang dulu sewaktu sekolah menduduki peringkat 10 besar terbaik di kelas. Dan tidak ada guru yang mengangkat tangan, ini fakta dan kita harus menerimanya, bahwa profesi guru tidak diduduki oleh orang-orang yang unggul dalam prestasi akademik,” jelasnya.

Kondisi itu sebutnya, menjadi salah satu gambaran rendahnya kualitas pendidikan di negeri ini karena yang menjadi pendidik dan kepala sekolah bukanlah dari orang-orang dengan kualitas tinggi. 107