Agam  

Gunung Marapi Level III, Pemda Agam Tingkatkan Koordinasi Dengan Pihak Keamanan

 

AGAM – Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Agam semenjak terjadinya erupsi Gunung Api Marapi pada 3 Desember 2023 lalu terus berkordinasi dengan instansi keamanan mulai Damrem, Kapolda, Dandim 0304/Agam hingga Kapolresta Bukittinggi. Koordinasi itu untuk upaya penanggulangan dampak erupsi Gunung Marapi. Dua daerah yang terdampak akibat erupsi Gunung marapi, yaitu Kabupaten Agam dan Tanahdatar.
Berdasarkan hasil survey dari akibat erupsi itu memang Kabupaten Agam lebih parah dibanding Kabupaten Tanahdatar. Seperti halnya, korban yang meninggal dunia saat mendaki Gunung Marapi itu banyak melalui jalur dari wilayah Kabupaten Agam yang jumlahnya 24 orang.
Ditetapkannya Gunung Marapi saat ini berada pada level III (Siaga) tentu Pemda Agam bersama Dandim, Kapolres, Basarnas dan semua unsur terkait tentunya harus selalu siap memantau, menjaga serta memberikan informasi terkini tentang hal-hal atau kejadian yang ada.
Demikian disampaikan Bupati Agam, H. Andri Warman dalam sambutannya pada acara evauasi terkait dampak erupsi Gunung Marapi, Selasa (16/1) di aua kantor Wali Nagari Batu Palano, Kecamatan Sungai Pua.
“Pemda Agam menyampaikanapresiasi, penghargaan dan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut berperan aktif untuk menanggulangi dampak erupsi Gunung Marapi. Karena tidak akan mungkin bisa terwujud kalau hanyaditanggulaangi oleh Pemda Agam sendiri. Dengan koordinasi yang kuat makanya hari ini kita laksanakan rapat evaluasi dan langkah-langkah yang akandiambil untuk mengatasi dampak erupsi ini.
Inti dari pertemuan kitasaat ini adalah, bagaimana koordinasi antara unsur terkait bisa berjalan lancar dan masyarakat merasa puas dan tidak selalu dihantui ketakutan, sehingga mereka bisa beraktivitas sebagaimana biasanyadengan tetap mengedepankan kewaspadaan.
Kepada rekan-rekan journalist dari berbagai media kiranya dapat memberikan informasi mellui berita dalam satu pintu. Dengan arti kata, tidak ada diberitakan hal-hal yang tidak sesuai dengan kondisi sesungguhnya yang adadi lapangan. Kalaksa BPBD Agam selaku koordinato lapangan hendaknya bisa dijadikan sumber bagi wartawan untuk menulis berita di media masing-masing,”pinta Bupati.
Mari kita sama-sama bermunajat kepada Allah Yang Maha Kuasa semoga erupsi ini segera berakhir. Dan masyaraka tterutama di wilayah Kecamatan Canduang, Sungai Pua dan begitu juga wilayah terdekat dapat kembli berktivitas tanpa katakutan. Apalagi lebih kurang satu bulan lagi kita akan melaksanakan pesta demokrasi Pemilu. Diharapkan masyarakat bisa datang ke TPS dengan aman untuk menyalurkan hak suaranya sebagai warga negara,”tutup Andri Warman.
Sebelumnya Dandim 0304/Agam, Letkol. Arm. Bayu Ardhitya Nugroho, SH.,M.Han dalam sambutnnya menegaskan agar Posko utama yang adadi Nagari Batu Palano betul-betul diaktifkan sehingga semua data yang dibutuhkan sinkron dengan kondisi di lapangan.
“Contohnya, pada hari pertama dan kedua laporan dibuat oleh masing-masing instansi untuk disampaikan kepada pimpinannya. Di sana terlihat kurang sinkronnya laporan antara masing-masing instansi. Jadi Posko utama yang kita dirikan di Batu Palano gunanya untuk menghimpun semua data secara jelas. Memang kita punya Posko lain seperti di Jorong Cumantiang, Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang dan Posko lainnya. Namun full datanya harus ada di Posko utama.
Mulai hari pertama terjadinya erupsi Gunung Marapi sampai hari ini banyak sekali aspek sosial masyarakat. Kita fokus pada kegiatan mengungsikan masyarakat, namun jika tempat pengungsian itu tidak memungkinkan bagi mereka yang terdampak, maka kita pun tidak dapat memaksakan. Paling tidak yang penting kita mensosialisasikan kepada mereka. Silahkan mereka melaksanakan aktivitas bekerja di kebun atau di sawah, atau melihat kebn, rumah dan hewan ternaknya silahkan pada siang hari dengan terlebih dahulu melapor kepada petuga yang ada di Posko di lapangan, tapi kita harapkan pada malam hari mereka berada di bawah, yaitu daerah yang tidak masuk radius 4,5 km dari puncak kawah Marapi. Terkait dengan hal itu pada saat mitigasi tim gabungan dari BPBD, TNI, POLRI, Basarnas dan lainnya sudah melakukan terkait mitigasi jalur evakuasi, titik kumpul sampai kepadatempat evakuasi sementara.
Mari kita berbuat yang terbaik. Jangan menunggu kondisi gawat katakanlah level awas baru kita berbuat. Kepada instansi terkait seperti Dinas Sosial agar melakukan pendistribusian sembako, jangan sampai menumpuk padasatu tempat. Sesuai anjuran Damrem dan Gubernur Sumabr waktu mengunjungi Posko Batu Palano, jangan menunggu kondisi gawat baru berbuat, tapi lakukan sedini mungkin.
Koordinasi antar sesama instansi perlu lebih ditingkatkan. Pendataan yang akuran tolong dilakukan. Seperti kita lihat, masyarakat yang tinggal menuju arah puncak Marapi itu mayoritas petani dan peternak. Seharusnya mereka sudah danakan panen, tapi karena dampak erupsi masyarakat kita itu gagal panen. Jadi hal ini tolong didata secara jelas. Masalah ini sangat krusial bagi mereka, kenapa mereka masih bertahan di lokasi tentunya ingin agar pertanian atau perkebunan mereka bisa panen, begitu juga hewan ternak mereka, tapi ternyata akibat debu abu vulkanik mereka gagal panen, kan kasihan kita,”papar Dandim.
Sementara itu Kapolresta Bukittinggi, Kombespol. Yessi Kurniati,S.IK.,MM menjelaskan, Polresta Bukittinggi sebagai salah satu bagian yang ikut berperan aktif menanggulangi dampak erupsi Gunung Marapi juga sudah mendirikan twnda khusus di Limo Kampuang, Kecamatan Sungai Pua dengan menugaskan anggota secara bergantian.
“Erupsi Marapi yang saat ini sudah berada pada level III (Siaga) menjadi perhatian nasional. Justru itu kami dari POLRI harus mengupdate data setiap hari untuk dilaporkan. Memang pada tahap awal kita menyampaikan laporan masing-masing, namun berkat koordinasi dan kerjasama yang baik laporan yang diberikan sampai saat ini sudah ada keseragaman,”sebut Kapolresta Bukittinggi.
Dalam kegiatan evaluasi dampak erupsi Gunung Marapi dihadiri Bupati, Dandim 0304/Agam, Kapolresta Bukittinggi, Kepala PVMBG, Asisten I Setdakab Agam, Kepala OPD terkait, Camat Sungai Pua dan Canduang, Wali Nagari se-Kecamatan Sungai Pua dan Canduang, RAPI Kabupaten Agam, ORARI Bukittinggi/Agam, Basarnas, PMI, Relawan serta wartawan cetak maupun elektronik.
Evaluasi dampak erupsi Gunung Marapi juga memberikan kesempatan tanya jawab dari semuaunsur yang hadir terkait kondisi di lapangan atau hal lain yang berhubungan dengan akibat erupsi. (Maswir).