Gerakan Tanam Cabe Digalakan Pemko Payakumbuh

Payakumbuh – Pemerintah Kota Payakumbuh menggalakan gerakan tanam cabe dan tanam tanaman pangan cepat panen di kelompok masyarakat. Upaya itu dilakukan dalam rangka pengendalian inflasi. Penannaman perdana dilakukan di KWT Karya Bunda di Lingkungan Taruko, Kelurahan Ikua Koto Dibalai, Kecamatan Payakumbuh Utara.

Ketua KWT Karya Bunda Yasmita, kepada wartawan, Minggu (18/9), mengatakan, KWT ini berdiri tahun 2018 dengan jumlah anggotanya 30 orang aktif. Baru-baru ini mereka mendapat bantuan sebesar Rp55 juta, yang dipergunakan untuk membenahi rumah bibit KWT. “Juga ada bantuan untuk tahap pengembangan sebesar Rp15 juta, yang dalam perjalanannya dipergunakan membuat rumah bibit, kelengkapan demplot, pekarangan anggota dan pasca panen. Hasil panen bisa dikonsumsi anggota, hasil demplot dijual, bahkan menantu saya membawanya dijual ke Batam,” ujarnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Kota Payakumbuh Edvidel Arda, secara terpisah, mengatakan, kegiatan yang dilakukan di KWT Karya Bunda itu merupakan tindak lanjut strategi pengendalian inflasi. Dengan melakukan penanaman cabe dan tanaman pangan cepat panen itu di tingkat KWT dan Dasawisma, diharapkan bisa menurunkan laji inflansi.

“Selain itu, kegiatan yang dilakukan ini juga sudah lama dilakukan sebagai tupoksi dinas Ketapang. Kita memberikan bantuan bibit dan pupuk, termasuk sarana pangan lainnya bagi lima dasawisma yang direkomendasikan oleh TP-PKK Kota Payakumbuh, yang terbaik pada 2021,” ucapnya.

Selain itu, Edvidel menambahkan, bantuan bagi KWT sudah diberikan kepada 11 KWT, terdiri dari tujuh KWT pengembangan dan empat KWT penumbuhan dengan anggotanya masing-masing 30 orang. Mereka wajib membuat rumah bibit di kelurahan masing-masing dan memproduksi sebanyak 10.000 bibit yang akan didistribusikan kepada 30 anggota dan tetangga di lingkungannya.

“Setiap anggota wajib menanam di 75 polibag. Ada bibit cabe, seledri, selada, tomat, bawang, dan bawang prei. Manfaatnya sangat dirasakan KWT, menjaga ketersedian pangan di masing-masing keluarga, serta mempermudah akses pangan. Kalau ditanam sayuran, maka aman pangannya karena yang dipakai untuk pupuk adalah kompos, tanpa adanya pestisida,” tambahnya.

Sebelumnya, Sekretaris Daerah Rida Ananda dalam arahannya, mengatakan, inflasi akibat kenaikan harga BBM cukup tinggi sekitar 7 persen. Saat ini pemerintah bergerak bersama masyarakat mulai dari ASN di dinas, camat, hingga sekolah, bagaimana tenaman pangan cepat panen ditanam di pekarangan rumah-rumah. “Di sisi lain, peran KWT kan biasanya untuk kelompok saja. Diharapkan KWT berperan bantu masyarakat di sekitarnya punya tanaman sendiri, industri sendiri, tidak meminta keluar,” katanya.

Sekdako juga menyampaikan, atas nama Pemko Payakumbuh, mengapresiasi KWT yang ikut membantu pelaksanaan program pemerintah. Pihaknya bersama TPAD dan banggar di DPRD, akan membahas untuk jalan mengendalikan inflasi, menyiapkan rencana kerja di anggaran perubahan.

“Yang jelas dengan kegiatan hari ini, solusi untuk kenaiakan harga BBM adalah bagaimana kita tak perlu mencari keluar tanaman untuk memenuhi kebutuhan pangan. Mari bekerja membangun pertanian di Kota Payakumbuh, meski kita berada di wilayah kota, tapi lahan masih banyak dan bisa dimanfaatkan,” pungkasnya. 207