Ekosistem Ultra Mikro Terbentuk, Pemulihan Ekonomi Nasional Terwujud

Nasi goreng Singgalang, salah satu usaha ultra mikro yang masih sanggup bertahan. (Hendri Nova)

Kehadiran Pegadaian dengan besaran pembiayaan yang bisa disalurkan melalui UMi maksimal Rp10 juta per nasabah, diharapkan Umi-UMKM bisa bergairah kembali.

Dikutip dari situs resmi Kementerian Keuangan, ada empat keuntungan bagi nasabah untuk mengakses pembiayaan UMi, yakni pengajuan kredit yang cepat, jangka waktu pinjaman fleksibel, pelunasan yang dapat dilakukan sewaktu-waktu, dan jaminan yang hanya cukup dengan BPKP.

Nantinya, model bisnis ekosistem UMi akan fokus pada pemberdayaan bisnis melalui PNM dan pengembangan bisnis melalui pegadaian dan BRI. Kuswiyoto menyebutkan, adanya sinergi BRI dan PNM memberikan peluang lebih baik bagi korporasi untuk memperluas pasar.

Melalui pembangunan ekosistem UMi, pada 2024 nanti diproyeksikan akan ada tambahan 1 juta nasabah ultramikro melalui Pegadaian, menjadi total 5 juta nasabah ultramikro.

“Sinergi ini akan berikan adanya persaingan usaha yang kondusif, karena ekosistem UMi akan meningkatkan usaha UMi yang belum memiliki akses pendanaan sama sekali. Ada 18 juta yang belum terlayani, ini menjadi tujuan kita supaya mereka bisa dapatkan layanan industri keuangan formal,” ujar Kuswiyoto seperti dikutip dari republika.co.id.

Tak hanya itu, Kuswiyoto bahkan menilai keberadaan ekosistem ultramikro bisa memberikan transformasi positif bagi para rentenir. Caranya, dengan mengajak mereka berkolaborasi sebagai agen BRILink.

Ekonomi Pulih

Dengan semakin banyaknya Umi-UMKM yang bangkit berdiri dari pembiayaan ultra mikro Pegadaian, maka ekosistem ultra mikro akan terbentuk, sehingga pemulihan ekonomi nasional bisa terwujud. Seperti yang dialami Erna, salah seorang penerima pembiayaan ultra mikro Pegadaian di Pasar Belimbing Padang.

Ia kini bisa mengisi toko kecilnya dengan barang dagangan sehari-hari. Sebelumnya ia hampir putus asa, karena kekurangan modal. Meski tawaran rentenir terus berdatangan dia keras menolak. Ia akhirnya menuruti saran teman-temannya yang sudah mendapatkan pembiayaan dari Pegadaian.

“Ditemani teman yang sudah lebih dulu dapat pinjaman, akhirnya saya dapat berdagang lagi,” katanya.

Kini ia pun bergiat untuk mengembalikan pinjaman rutin tepat waktu. Ia pun menabung per hari, agar angsuran terbayar tanpa menunggak.