Dulu Dikutuk, Kini Malin Kundang tak Diacuhkan

Keberadaan Objek Wisata Batu Malin Kundang semakin kabur seiring semakin tingginya onggokan pasir. Tak hanya itu, lokasi itupun telah dijadikan tempat untuk menumpuk sampah. (Hirval)

Pria itu mengaku melihat objek wisata Malin Kundang itu tidak seperti yang ia bayangkan. Sehingga ia juga mengalami kesulitan untuk menunjukkan bongkahan batu yang merupakan perwujudan dari Malin Kundang.

“Kita tidak bisa mengenali lagi dengan baik bongkahan mana yang merupakan diceritakan sebagai Malin Kundang. Dulu memang ada batu yang menyerupai orang yang sedang sujud. Sekarang sepertinya hanya onggokan batu biasa saja,” ujar Junaidi.

Ditambahkan Junaidi, kondisi tersebut diperparah dengan makin tingginya tumpukan pasir yang ada di sela-sela onggokan batu Malin Kundang dan kapalnya tersebut. Pun demikian dengan kebersihan lokasi tersebut.

“Harusnya ada semacam pagar dari tali guna memperjelas lokasi batu tersebut. Sehingga kondisnya bisa tetap terjaga. Sekarang kita tidak melihat ada yang spesial lagi dari onggokan batu ini,” sesalnya.

Keluhan yang tidak jauh berbeda dikatakan Hermawan.Menurutnya, sekarang ini daya tarik Pantai Air Manis itu tidak lagi berasal dari kebaradaan Batu Malin Kundang. Masyarakat lebih tertarik pada permainan lain.

“Sepertinya orang yang datang ke sini cenderung untuk main motor ATV dengan keluarga mereka. Baru mau memasuki kawasan Pantai Air Manis kita telah didatangani banyak pemuda yang menawarkan sewa motor ATV, bukannya menjelaskan tentang keberadaan Batu Malin Kundang,” ucap Hermawan.

Terlepas dari itu, Junaidi maupun Hermawan sangat berharap pihak yang bertanggung jawab bisa membenahi lagi batu Malin Kundang, sehingga keberadaannya tetap bisa menjadi bagian objek wisata yang bisa diandalkan.

“Kalau tidak Malin Kundang hanya akan tinggal cerita. Kasihan kita. Dulu sudah kena kutukan, sekarang malah tak diacuhkan,” pungkas Hermawan. (Hirval)