Diterjang Badai Saat Berlatih, Layar Sumbar Butuh Solusi Peralatan

Salah satu perahu di kelas Int 420. Atlet layar Sumbar sebelum diterjang badai saat latihan pada Minggu (23/7) sore di Pantai Bungus, Padang. (doc porlasi sumbar)

PADANG – Nasib naas hampir saja menimpa atlet layar Sumbar. Diterjang badai, beruntung tidak terjadi korban jiwa. Semua atlet berhasil selamat.

Atlet layar Sumbar yang dipersiapkan ke babak kualifikasi PON XXI di Jakarta terus berbenah. Seperti menjalani latihan dalam camp pelatprov mandiri, Minggu (23/7) sore di Pantai Bungus, Padang.

Ketua Harian Pengprov Porlasi Sumbar, Azwar Akip kepada Singgalang menceritakan anak asuhnya itu diterjang badai saat berlatih pada Minggu (23/7) sore itu.

“Kami menjalani latihan rutinitas. Pada Minggu (23/7) sore itu di posisi belakang Pulau Sinyaru sudah mulai gelap. Atlet yang disiapkan di nomor optimist dan masih berusia 15 tahun saya instruksikan untuk naik ke darat. Mereka posisinya masih tidak terlalu ke tengah agak ditepi. Alhamdulillah mereka aman dari terjangan badai,” ujar Azwar Akip memulai ceritanya.

Dikatakan Azwar Akip, atlet yang berlatih di kelas Int 420 dan Int 470 putra-putri. Para pelayar itu adalah Aidil Helmi dan Irawati di kelas Int 470 mix. Lalu, kelas Int 420 putra double handed adalah Zikra dan Abel Darmawan.

“Jadi, posisi mereka saat itu di sekitar Pulau Kasiek (di tengah laut). Begitu badai datang disertai hujan lebat kedua perahu kelas 420 dan 470 itu terbalik. Belum lagi posisi kedua perahu mereka itu jaraknya cukup jauh. Perahu yang satu arah selatan, satu lagi ke arah Pulau Kasiek itu,” jelas Azwar Akip.

Melihat hal itu, Azwar Akip bersama tim pelatih lainnya melakukan pengejaran dengan boat mesin. “Perahu kelas 470 terbalik dan langsung dihempaskan ombak. Alhasil, kemudi (rudder -istilah dalam layar) pun tenggelam. Beruntung atlet saya bergantungan diperahu yang terbalik itu. Alhamdulillah mereka akhirnya bisa ke tepi dengan sampan itu,” kata Azwar Akip.

Dijelaskan lagi Azwar Akip, perahu di kelas Int 420 posisinya masih di dalam laut dan dikejar oleh boat.

“Pengejaran kita dapat, namun sampan menukik dan langsung pula terbalik. Setelah kita balikkan posisi sampan itu ternyata tiang (mast) layar sudah patah. Mereka kita evakuasi ke darat. Semua atlet mengalami trauma,” ungkap Azwar Akip.

Ditambahkan Azwar Akip, badai pada saat berlatih kemarin itu bernama atau terkenal dengan istilah Badai Hurricane (kecepatan anginnya tidak bisa diprediksi).

“Dalam cabor layar badai itu ada tingkatannya. Bila kecepatan angin mencapai 30 knop/jam maka disebut badai saja. Namun saat kejadian itu kecepatan angin sudah tidak bisa kita prediksi maka bisa disebut Badai Hurricane,” terang Azwar Akip.

Atas peristiwa itu kemudi hilang, tiang patah dan layar robek. Kerugian ditaksir mencapai Rp50 juta.