Di Sumbar, Kredit Konsumtif Lebih Tinggi Dibanding Produktif

Jajaran OJK sat bediskusi dengan Jaringan Pemred Sumbar, Selasa (14/1).(Ist)

PADANG — Jaringan Pemred Sumbar (JPS) menggelar audiensi dengan Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumbar membahas mengejar target Pertumbuhan Ekonomi (PE) 7 persen pada 2020.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumbar Darwisman mengatakan, pada 2019 total kredit di Sumbar Rp 52 triliun lebih. Kredit terbesar konsumtif tidak untuk kredit usaha. Padahal untuk peningkatan PE kredit usaha indikator penting dari indikator lainya 47 persen kredit konsumtif lalu sektor perdagangan besar dan eceran 25,36 persen. Lalu sektor pertanian 14,96 persen.

“Semestinya, kredit terbesar itu di sektor produktif terutama pertanian, karena PDRB Sumbar terbesar di sektor tersebut. Barangkali ini menjadi tantangan pemimpin Sumbar ke depan,”ujar Darwisman Selasa (14/1) di kantor OJK Sumbar.

Darwisman juga menambahkan, pada 23 Januari 2020 mendatang Ketua OJK akan diserahterimakan kepada Misran Pasaribu.

Dialog JPS dan OJK dimoderatori akademisi Unand Ilham Adelano Azre juga mengungkapkan persoalan PE Sumbar 7 persen bukan perkara seperti membalikan telapak tangan.

“Tidak mudah dan tidak gampang, butuh kerja keras dan fokus dari pemimpin Sumbar ke depan.Tiga sektor yang menjanjikan pertanian perkebunan, kelautan dan pariwisata. Soal ketersediaan lahan berinvestasi sulit di Sumbar bagaimana menembus PE 7 persen itu,” ujar Azre.

Selain itu soal Bank Nagari sebagai bank kebanggaan Sumbar juga harus disikapi hati-hati, apalagi saat ini tengah pergantian direksi. (rom/rel)