Cara Rumah Kebaya di Limapuluh Kota Bertahan Ditengah Perkembangan Zaman

Amrida (68) seorang pengrajin kebaya asal Limapuluh Kota memperlihatkan hasil jahitannya.(esa)

Pasang surut dalam usahanya ia jalani dengan sabar dan ikhlas. Bahkan usaha yang ia tekuni itu sempat vakum selama lima tahun. Diwaktu itu perempuan yang hobi mengkoleksi bunga taman itu ditinggal suaminya pergi selamanya.

“Iya, dulu dua kali dalam seminggu ibu berangkat dari Payakumbuh memasarkan produk. Itu berlangsung selama 15 tahun. Dan tidak jarang pula mengambil upah dari toko kain untuk dijahitkan,” katanya.

Selain ke Kota Padang, ibu tiga orang anak itu juga pernah mengendong menjajakan kebayanya ke Negeri Jiran Malaysia, tapi sayangnya tidak berjalan dengan baik.

Ditengah persaingan pasar yang ketat dan tekad yang kuat itulah kini Amrida mampu bertahan dan menjelma sebagai pengrajin kebaya yang dikenal orang. Kualitas kain bordir dan rajin mencari motif baru adalah kunci semuanya.

Seperti jenis benang, kerapian dan perpaduan warna, kualitas bordir yang baik juga ditentukan dari tingkat kepadatan benang.