Bupati Dharmasraya Mendadak Jadi Dosen Ilmu Budaya

Bupati Sutan Riska Tuanku Kerajaan usai memberikan kuliah umum di Universitas Andalas.

PULAU PUNJUNG – Bupati Sutan Riska didapuk menjadi dosen di Universitas Andalas. Ia memberikan kuliah umum di Fakultas Ilmu Budaya dalam rangka Dies Natalis Fakultas Ilmu Budaya (FIB) ke-40 dan Unand ke-66. Kegiatan itu mengusung tema ” Strategi Pemerintah Daerah Dalam Upaya Pelestarian Kebudayaan Daerah.

Acara dilangsungkan di Ruang Seminar Fakultas Ilmu Budaya, Kamis, (15/9/22). Hadir pada kesempatan itu, Rektor Universitas Andalas, Yuliandri, Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Herwandi, dan seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya.

Dihadapan seluruh mahasiswa Sutan Riska menjelaskan strategi pemerintah daerah dalam upaya pelestarian kebudayaan daerah. Katanya, Kabupaten Dharmasraya memiliki penduduk multietnis, antara lain Minangkabau, Jawa, Sunda dan Batak. Dharmasraya juga salah satu potensi kekayaan budaya yang bisa dikembangkan, yakni melalui event budaya yang dapat dijadikan daya tarik kunjungan wisata dan pelestarian budaya.

“Selain kekayaan multi etnis, Dharmasraya juga memiliki kekayaan budaya sejarah sehingga kedepannya perlu adanya usaha yang lebih, dalam penetapan dan pengelolaannya. Sesuai dengan kewenangan daerah, terutama dalam pelestarian dan pengelolaan cagar budaya atau wisata sejarah yang ada di kawasan cagar budaya,” terang Sutan Riska saat memberikan kuliah umum di hadapan mahasiswa FIB Universitas Andalas.

Ketua Umum Apkasi ini juga menjelaskan tentang maksud tujuan dan sasaran dari upaya pelestarian sejarah yang dilakukan oleh Pemerintah Dharmasraya. Maksud dari upaya pelestarian sejarah tersebut yakni, Dharmasraya ingin agar nilai-nilai luhur budaya yang ada dalam suatu tradisi budaya dapat tetap dipertahankan, walaupun telah melalui proses perubahan bentuknya. Dengan tujuan, agar dapat menjaga keberadaan budaya itu sendiri sebagai warisan dari nenek moyang kepada generasi penerus yang akan datang.

“Sedangkan sasaran dari upaya pelestarian adalah untuk meningkatkan pemahaman dan penerapan nilai-nilai adat dan budaya dalam kehidupan bermasyarakat. Namun, banyak isi strategis kebudayaan daerah yang berkembang saat ini. Seperti ketidaktahuan masyarakat tentang kebudayaan yang ada di tengah masyarakat. Ketidaktahuan masyarakat tentang pelindungan benda-benda cagar budaya, sedikitnya tokoh masyarakat yang mengetahui dan peduli tentang warisan budaya, minimnya sarpras di masyarakat untuk pembinaan kebudayaan daerah, kurangnya pembinaan terhadap kebudayaan ditengah masyarakat dan pengaruh teknologi modern dan kurangnya event kebudayaan,” katanya.

Oleh karena itu, lanjut Sutan Riska, Pemkab Dharmasraya melalukan strategi pelestarian budaya daerah dengan cara pemeliharaan menjaga keberlanjutan kebudayaan sebagai warisan, pengembangan untuk meningkatkan memperkaya dan menyebarluaskan kebudayaan. Dan dengan cara pemanfaatan pendayagunaan objek pemajuan kebudayaan untuk memperkuat ideologi sosial dan budaya. Selain itu melakukan sosialisasi tentang pentingnya pengembangan dan pelestarian budaya lokal, mengajak masyarakat untuk membangkitkan kembali kebudayaan lokal yang ada, dan membentuk kelompok pengembangan kebudayaan generasi muda.

Kemudian untuk penguatan sektor pelestarian dan pengelolaan cagar budaya, sebut Sutan Riska, Pemkab Dharmasraya memberikan bantuan renovasi dan revitalisasi 171 rumah gadang hingga Rp.10 milyar. Keberlanjutan ekskavasi candi kerjasama dengan BPCB, penetapan warisan budaya benda dan tak benda. Serta pembentukan tim ahli cagar budaya kabupaten.

Sutan Riska menceritakan bagaimana awal dirinya terjun ke dunia politik saat mencalonkan diri menjadi bupati. Ia yang saat itu baru berusia 26 tahun dipandang sebelah mata oleh segelintir pihak, karena masih dianggap terlalu muda untuk membawa perubahan.

“Mimpi, tekad dan kerja nyata kita telah membalikkan pandangan remeh itu menjadi apresiasi. Alhamdulillah, hasil kerja kita sudah bisa dinikmati orang banyak”, tuturnya.

Baginya muda tidak masalah, terpenting punya visi yang jelas untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan.

Kuliah umum yang disampaikan Sutan Riska disambut antusias para civitas akademika Universitas Andalas. Hal itu dibuktikan dengan penuhnya Aula tempat berlangsungnya acara.

Selain itu, paparan yang disampaikan Sutan Riska juga mendapat tanggapan postitif, baik dari kalangan mahasiswa maupun dosen FIB. Sejumlah pertanyaan juga disampaikan peserta, dan dijawab Sutan Riska untuk menambah wawasan para mahasiswa. ( roni )