Apel Siaga Bencana Payakumbuh Digelar

Payakumbuh – Waspada bencana memang perlu ditanamkan sejak dini. Apalagi Payakumbuh juga termasuk daerah yang rawan bencana, karena merupakan daerah perlintasan angin puting beliung. Kerjasama dan koordinasi yang dijalin antar kelompok komunitas sangat perlu dilakukan dalam upaya meminimalisir dampak bencana yang terjadi.

Untuk itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Payakumbuh gelar kegiatan apel siaga bencana dan pelatihan peningkatan kapasitas kemampuan relawan kebencanaan, Sabtu (14/1), berlokasi di daerah Harau, Kubang Badak (Landai), Limapuluh Kota. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari itu, dibuka Walikota Payakumbuh dan diikuti oleh kelompok komunitas relawan kebencanaan diantaranya Palang Merah Indonesia (PMI), Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI), Tanggap Siaga Bencana (TAGANA) dan Kelompok Siaga Bencana (KSB).

Walikota Payakumbuh Rida Ananda, dalam sambutannya, sangat mengapresiasi bentuk pelatihan yang akan diikuti para kelompok relawan kebencanaan yang ada di kota Payakumbuh. Menurutnya, selain dapat memupuk persatuan dan kesatuan, pelatihan ini peningkatan kapasitas kemampuan relawan kebencanaan juga sangat penting karena memiliki tujuan untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dalam penanggulangan bencana. “Pelatihan ini sangat penting, karena bertujuan untuk meningkatkan kompetensi. Baik dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap, yang nantinya berguna dalam penanggulangan bencana,” ujarnya.

Dikatakan, melalui pelatihan tersebut, dirinya melihat bahwa materi yang berkaitan dengan manajemen bencana akan terus berguna hingga ke depannya. Sebab wilayah Indonesia masuk dalam kawasan rawan bencana dengan dilalui oleh dua lempeng aktif dan masuk dalam zona ring of fire. Disisi lain, kondisi geografis tersebut juga diikuti dengan pertumbuhan penduduk. Sehingga, seluruh komponen masyarakat juga perlu dilibatkan dalam penanggulangan bencana.

“Tantangan penanggulangan bencana yang dihadapi bangsa Indonesia akan terus terjadi di masa depan. Indonesia berada di wilayah kawasan rawan bencana dan kondisi ini akan terus berulang di tengah pertumbuhan jumlah penduduk. Seluruh elemen masyarakat perlu diberdayakan dan dilibatkan dalam penanggulangan bencana,” katanya.

Sementara itu, Kalaksa BPBD Payakumbuh Erizon, kepada wartawan, menambahkan, hingga saat ini keberadaan relawan kebencanaan sudah sangat dirasakan oleh masyarakat, khususnya dalam kaitan penanggulangan bencana yang meliputi aspek sosialisasi, mitigasi dan kesiapsiagaan. Keberadaan relawan dalam penanggulangan bencana juga dibutuhkan, mengingat penanggulangan bencana tidak dapat dilakukan oleh pemerintah saja melainkan perlu ada kolaborasi antar lintas komponen Pentaheliks. “Keberadaan relawan kebencanaan telah dirasakan oleh masyarakat dalam kegiatan-kegiatan sosialisasi, mitigasi dan kesiapsiagaan,” ucapnya.

Untuk itu, dirinya sangat berharap melalui kegiatan pelatihan tersebut, kemudian dapat meningkatkan pengetahuan dan kapasitas peserta. Sehingga para relawan kebencanaan mampu menjadi agen penanggulangan bencana untuk masyarakat di seluruh penjuru negeri. “Saya sangat berharap seluruh peserta pelatihan dapat mengikuti seluruh agenda pelatihan agar dapat meningkatkan kemampuan dalam pengelolaan bencana pengendalian operasi dan mengurangi kerentanan sekaligus meningkatkan kapasitas masyarakat dan pemerintah dalam penanggulangan bencana,” pungkasnya. 207