Padang  

26,35 Kg Ganja Dimusnahkan BNNP Sumbar

PADANG – Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sumbar memusnahkan barang bukti 23,56 Kg ganja hasil tangkapan di Palupuh Agam, Januari lalu, Rabu (15/2).

Pemusnahan barang bukti ganja ini sengaja dilakukan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat akan bahaya narkotika.

‎”Sumbar saat ini sudah menjadi daerah transit untuk peredaran narkoba sejak terjadinya pandemi Covid-19,” kata Kepala BNNP Sumbar Brigjen Pol Sukria Gaos.

Sukria Gaos mengatakan, terjadinya fenomena Sumbar menjadi daerah transit peredaran narkoba dikarenakan faktor ekonomi. Sebab, selama pandemi melanda beberapa waktu lalu, banyak mengakibatkan pengangguran.

“Ini menjadi fenomena Sumbar menjadi transit peredaran narkoba. Selain itu, peredaran narkoba juga dimanfaatkan oleh bandar melalui media sosial dan pengiriman online,” ujar Sukria Gaos.

Dikatakan, Sumbar menjadi daerah transit diperkuat dari keterangan tiga kurir yang berhasil ditangkap Januari lalu. Dari pengakuan ketiga kurir ini, mereka diiming-imingi uang sebesar Rp15 juta untuk mengantarkan barang haram tersebut.

“Kita berharap seluruh stakeholder maupun pemerintah daerah untuk bisa memberantas narkoba. Sebab, BNN tidak bisa sediri melakukan pencegahan ataupun penindakan peredaran narkoba di Ranah Minang ini,” katanya.

Berita sebelumnya‎, BNNP Sumbar menangkap tiga kurir ganja di Jalan perlintasan antara Kabupaten Pasaman Barat dan Agam. Dua dari tiga pelaku yang diamankan ini masih berstatus mahasiswa. Ketiga kurir tersebut berinisial “MR (18), “BS” (19) dan “SV” (20).

Kepala BNNP Sumbar, Brigjen Pol Sukria Gaos, mengatakan, ketiga pelaku ini merupakan kurir narkoba lintas provinsi.‎ Barang bukti yang diamankan petugas sebagian akan diedarkan di Sumbar dan di luar Sumbar.

“Jaringan sedang kami dalami, jangan punya persepsi lain-lain. Karena kami juga sedang mengejar bandar, jangan sampai putus. Mereka ini kurir,” ujar Sukria Gaos.

Salah seorang pelaku mengaku kepada petugas, dirinya melakukan pekerjan ini dikarenakan desakan ekonomi.

“Karena desakan ekonomi (butuh uang),” katanya. (deri)