Virtual Talk Show STKIP PGRI Sumbar Diikuti Ribuan Orang

Virtual Talks Show PGRI STKIP Sumbar. Ist

PADANG-Virtual Talk Show Mata Kuliah Kewirausahaan dan Budaya Minangkabau STKIP PGRI Sumatera Barat (29/7) ini diikuti oleh 1600 peserta dari seluruh wilayah Nusantara. Dari Kegiatan Virtual ini digelar sebagai penutupan kegiatan perkuliahan wajib yakni mata kuliah Kebudayaan Minangkabau dan Kewirausahaan. Karena itu para narasumber acara virtual ini adalah para dosen staf pengajar kedua mata kuliah tersebut.

Sesi pertama hadir DR Buchari Nurdin, M.Khudri M.Pd, Yazirman M.Pd dan DR (cand) Zulfa. Wakil Ketua Bid Akademik DR.Sri Imelwaty dalam sambutan pembukaannya mengatakan kegiatan virtual talkshow ini merupakan kegiatan akhir perkuliahan Budaya Minangkabau dan Kewirausahaan.

“Tapi menariknya para peserta Talkshow bukan saja mahasiswa STKIP yang ambil matakuliah ini, tapi juga mahasiswa dari perguruan tinggi lainnya. Tercatat peserta dari Papua sampai ke Aceh” kata Sri.

Dikatakan mayoritas peserta adalah mahasiswa STKIP yang sedang mengikuti perkuliahan Budaya Minang Kabau dan Kewirausahaan sebanyak 1.1200 orang, 400 orang sisanya mahasiswa luar STKIP, dosen dan umum dari Papua sampai Banda Aceh . Khusus mata kuliah Budaya Minangkabau, STKIP mendorong semua Perguruan Tinggi di Sumbar menjadikan Budaya Minangkabau menjadi mata kuliah wajib.

“Kami mengajak dan mendorong agar Kebudayaan Minangkabau ini menjadi mata kuliah wajib di Sumbar karena kita harus ambil bagian untuk mempertahankan budaya kita sebagai modal sosial agar Minangkabau tak hilang ditelan zaman” kata Sri Imelwaty.

Dalam seminar itu berbicara Dr. Buchari Nurdin, M.Khudri, Yazirman Murad dan Dr (cand) Zulfa.
Buchari menjelaskan Peran Ninik Mamak Dalam Memberdayakan Kemenakan Menghadapi Persoalan Hidup di Masa Pasca Covid 19. M.Khudri menjelaskan Kearifan Lokal Sebagai Modal Sosial Menghadapi Covid 19 , Yazirman Murad tentang Peran Anak Muda Dalam Pengembangan Budaya dan Zulfa mengemukakan Menjual Seni Budaya Minangkabau Di Era Pasca New Normal.

Kata Buchari, ninik mamak mendorong kreatifitas anak kemanakannya untuk tetap meningkatkan kualitas hidupnya di masa pendemik ini.” Orang Minang itu ulet, maka menghadapi persoalan wabah ini orang Minangkabau tak kenal menyerah” katanya.

M.Khudri mengungkapkan bahwa orang Minangkabau panjang akal. “Orang Minangkabau itu bisa bertenggang di lalang salai, jadi sesulit apapun keadaan orang Minang selalu berhasil mendapatkan solusi” katanya.

Sedangkan Yazirman, menyebutkan anak muda Minangkabau itu terkenal pekerja keras. “Pemuda Minangkabau itu kreatif, sudah dibuktikan sejak dulu” katanya.

Kalau Zulfa yang sedang menulis disertasi tentang Perkuliahan Budaya Minangkabau mengatakan banyak sekali seni budaya Minangkabau yang layak dijual. “Manfaatkan teknologi IT, banyak sekali seni yang bisa menjadi industri hiburan dan pengembangan budaya” ujarnya.

Pada Sesi kedua, tampil dosen dosen Kewirausahaan yakni Akfatory Reza Syahrul, Dr.Afrijon, Lovely Dwinda dan Mareta Komala Sari. Para pembicara menjelaskan kiat pengembangan usaha dimasa pendemik ini. Mereka mengemukakan strategi pemilihan produk, mengidentifikasi pasar dan produk, mengkaji peluang, strategi pemasaran dan manajemen.

Afrijon mengajak mahasiswa untuk berfikir positif dan Memberdayakan potensi pribadi. “Ananda jangan berfikir negatif, berpikir positiflah sehingga lahir sikap optimis. Jika telah optimis maka akan muncul kemampuan dan kamauan ananda, kembangkan itu” katanya.

Sementara itu Maretta mengajak mahasiswa untuk memaafkan digital marketing.”Banyak sekali peluang usaha digital, ananda bisa meng identifikasi peluang itu sehingga dapat memanfaatkan kecenderungan pasar online” ujarnya.

Banyak sekali tanggapan dan pertanyaan baik pada dismusi sesi pertama maupun kedua, tapi waktu yang disediakan sangat terbatas. Namun secara umum tujuan kegiatan virtual talkshow telah tercapai yaitu terinformasikan kilas balik perkuliahan dua mata kuliah wajib itu. (M. Khud)