Ternyata Ada Impor Ular dan Kura – Kura dari China

Ilustrasi (ist)

JAKARTA – Ternyata Indonesia memang melakukan impor hewan hidup. Salah satu jenis hewan yang diimpor dari China ke Indonesia adalah ular dan kura-kura. Ular juga diduga menjadi sumber virus corona di China.

“Banyak, (salah satunya) seperti ada kura-kura, ada ular,” kata Menteri Perdagangan Agus Suparmanto di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (5/2).

Agus mengatakan, pemerintah memutuskan untuk menyetop impor seluruh jenis hewan hidup dari China. Menurutnya rata rata hewan hidup yang diimpor dari China untuk dipelihara.

“Semua yang berkaitan otomatis bisa aja, hewan peliharaan dibawa kan bisa. Nanti kita buat list, karena ada kaitannya dengan kode HS impor,” tuturnya.

Sementara untuk produk hortikultura, pemerintah masih memperbolehkan impor dari China. Agus mengatakan, terkait kebijakan itu Kementerian Perdagangan akan membuat peraturan sesegera mungkin di bulan ini.

“Sedang disiapkan Permennya, tapi sesuai arahan dan putusan ratas kemarin, kita keluarkan segera,” tegasnya dikutip dari pemberitaan Harian Singgalang edisi Kamis (6/2).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan pemerintah tak melarang impor produk dari China kecuali hewan hidup atau hewan liar. Hal ini sebagai langkah antisipasi penyebaran virus corona keTanah Air.

“Indonesia telah menetapkan kebijakan untuk membatasi impor hewan liar, bukan barang, jadi barang masih bebas diimpor dari China,” kata Airlangga dalam acara Mandiri Investment Forum 220, di Hotel Fairmont, Jakarta Selatan, Rabu (5/2).

Airlangga mengatakan pihaknya belum akan mengambil langkah lebih lanjut terkait wabah virus tersebut.

“Walaupun sekarang ada virus baru corona, saya pikir kita terlalu dini untuk menyimpulkan dan merespons,” ujarnya.

Namun, melalui perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi), pihaknya akanmengevaluasi langkah yang berkaitan dengan dampak virus corona terhadap perekonomian Indonesia per dua minggu.

“Kabinet sudah rapat kemarin, dan Presiden meminta kami untuk monitor situasinya setiap dua minggu dan menentukan apa yang akan kita lakukan setelahnya,” imbuh dia.(sgl)