Sumbar Targetkan 13,5 Juta Wisatawan di 2024

 

PADANG–Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) menargetkan jumlah kunjungan wisatawan pada 2024 sebanyak 13,5 juta orang.

Target tersebut meningkat jauh di atas target tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 8,2 juta orang.

Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, mengaku optimistis pihaknya akan mampu mencapai target tersebut.

“Kita telah meluncurkan kalender event atau agenda pariwisata yang akan diselenggarakan selama Tahun 2024. Jumlahnya lebih kurang ada 78 event. Jika setiap kegiatan tersebut bisa berjalan sesuai harapan, kita optimis target itu akan tercapai,” kata Mahyeldi.

Selain itu, Mahyeldi juga meminta seluruh jajarannya untuk senantiasa aktif mencari peluang untuk membawa sejumlah agenda nasional ke Sumbar.

Menurutnya, itu akan berpengaruh signifikan untuk mendongkrak angka kunjungan wisata.

Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Barat, Luhur Budianda, mengatakan peningkatan target kunjungan wisatawan itu sejalan dengan bagusnya realisasi target kunjungan tahun 2023 lalu yang mencapai 137 persen lebih.

“Dari target 8,2 juta, terealisasi 11, 2 juta kunjungan wisatawan ke Sumbar sepanjang 2023 lalu. Atas dasar itu, maka pada Tahun 2024 ini besaran targetnya kita naikkan sekitar 20 persen menjadi 13,5 juta orang,” jelas Luhur Budianda.

Guna mensukseskan harapan tersebut, sebelumnya Dimas Pariwisata Sumbar telah menerima sebanyak 131 usulan event dari kabupaten/kota di Sumbar untuk kemudian ditetapkan menjadi Kalender Event Provinsi Sumbar Tahun 2024.

Dari usulan yang masuk tersebut, pihaknya mengkurasi dan melakukan pemilahan sehingga akhirnya menjadi 78 event dan itu lah yang kemudian ditetapkan menjadi Kalender Pariwisata Sumbar 2024.

Kadis Pariwisata Sumbar itu juga menyebut, pada tahun ini pihaknya juga mengubah skema penghitungan jumlah kunjungan wisatawan, dari yang awalnya manual menjadi berbasis aplikasi.

“Kami menggandeng PT. Telkomsel dengan membuat aplikasi PETA Sumbar guna mendapatkan data kunjungan wisatawan yang lebih akurat, sehingga yang dihitung bukan lagi berbasis karcis tapi pergerakan orang,” terangnya. Adpsb