Ragam  

Sepanjang Pandemi,  Pelajar di Jorong Rawang Sulit Air Menggantang Sinyal untuk Belajar Daring

Hingga larut malam, Jumat (23/10), puluhan pelajar dan mahasiswa bergabung pada satu titik Hotspot selular di kawasan Kapalo Rawang, Jorong Rawang, nagari Sulit Air, Kabupaten Solok untuk mengerjakan tugas sekolah secara daring. (rusmel)

Irma tidak menampik kalau selepas belajar mereka juga tergoda bermain game atau sekedar chatting melalui aplikasi Facebook, Instagram dan beragam jenis media sosial lainnya, namun yang waktu diprioritaskan tetaplah untuk belajar daring.” Malah kemarin kawan kami mengikuti prosesi wisuda virtual dari sini,” sebut Irma.

Malam bertambah jauh dibungkus dingin, rinai jatuh satu-satu. Pelajar dan mahasiswa yang masih sibuk mengurai jawaban sekolah, bertahan di titik hotspot sembari berharap hujan tidak terjadi. 

Veri Mahendra, mahasiswa IAIN Batusangkar yang duduk satu meter di sebelah kiri Irma Suryani, mengaku pulang kerumah ketika tugas telah selesai sekitar pukul 22.00 Wib malam. ” Awak lah tigo jam disiko pak. Mengerjakan tugas kuliah,” tuturnya.

Sama dengan mahasiswa UPI dan pelajar SMP lainnya, Veri Mahendra datang dari rumah di kawasan Tanah Putih dengan menggunakan sepeda motor ke Kapalo Rawang. ” Jarak antara rumah kami sekitar empat sampai lima kilo meter ke  titik hotspot di Kapalo Rawang ini,” jelasnya. 

Ditimpali Irma, mahasiswa Fakultas Manajemen UPI itu, di Kapalo Rawang ada dua titik  akses internet dengan kualitas 4G. Mereka menyebutkan, dua titik hotspot di Kapalo Rawang itu berasal  dari Talawi, kota Sawahlunto, yang berjarak sekitar 30 Km dari jorong Rawang, Sulit Air.

Radius titik hotspot  itu, hanya berkisar antara 20 meter hingga 25 meter. Sehingga, para pelajar dan mahasiswa yang mengikuti kuliah online, mengirim tugas, ataupun yang ujian online, duduk sekenanya di bangku panjang, bahkan ada yang berselonjor saja di lantai semen depan sebuah rumah di Kapalo Rawang.

Irma menuturkan, jumlah masyarakat jorong Rawang lebih dari 300 KK, sekitar ratusan anak yang terdiri dari pelajar dan Mahasiswa dalam masa Pandemi Covid 19 yang entah sampai kapan berakhirnya, sangat tergantung dengan kebutuhan internet untuk belajar daring.

“Kami harus pulang kampung, belajar dari rumah. Tetapi karena perkampungan kami masih blank spot, jaringan internet tidak ada, ini menjadi kendala bagi kami melaksanakan tugas sekolah atau tugas kuliah,” sebutnya.

Karena alasan ketergantungan itu, Irma atau Veri Mahendra dan anak-anak lainnya, menaruh harapan besar kepada pemerintah untuk memfasilitasi pengadaan tower jaringan internet di kawasan pemukiman yang berbatasan dengan kota Sawahlunto itu.” Tolong dibantu pak, suarakan permintaan kami. Kami anak-anak disini tidak ada daya upaya.Kami butuh benar jaringan internet, untuk kelancaran belajar daring,” pintanya bersenandung. (216)