Saatnya Sektor Budaya Jadi Anak Emas Pemkab Tanah Datar

Kepala BPCB Teguh Hidayat dan Wabup Richi Aprian berbicara tentang aset cagar budaya. (ist)

BATUSANGKAR – Semestinya sektor budaya menjadi anak emas bagi Pemkab Tanah Datar di tengah potensi luar biasa yang dimilikinya.

“Saatnya potensi besar itu jadi anak emas dan perhatian bersama untuk dikembangkan, dirawat dan dipilihara agar memiliki daya tarik,” kata Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar, Riau dan Kepri Teguh Hidayat.

Kondisi demikian, kata Teguh, telah diutarakannya pada Wabup Richi Aprian dalam pertemuannya, Rabu (10/3) di kantor BPCB kawasan Pagaruyung.

Ia menyampaikan harapan besarnya dengan kepemimpinan baru di Tanah Datar Eka-Richi agar sektor budaya sudah saatnya bangkit dan tidak lagi terpinggirkan dalam pembangunan daerah.

Menurutnya, Luhak Nan Tuo, punya potensi dan telah jadi destinasi budaya yang banyak. Demikian untuk cagar budaya asetnya terbilang lengkap, mulai dari cagar budaya prasejarah, zaman Hindu-Budha, Islam, kolonial, kependudukan Jepang, pasca kemerdekaan hingga tradisional.

“Tercatat ada 68 buah objek cagar budaya, selain itu Tanah Datar juga kaya budaya non benda seperti tradisi, kesenian, kuliner dan sosial budaya anak nagari.” sebutnya.

Dikatakan, dengan potensi yang sangat besar ini sangat rugi Pemkab tidak bisa mengembangkan dan memanfaatkannya.

Teguh meminta agar jangan biarkan cagar budaya menguap tanpa ada narasi, perlu ada sentuhan-sentuhan khusus. Tidak hanya mengandalkan Istano Basa Pagaruyung saja, tanpa mengkonesikan dengan cagar budaya lain.

“BPCB siap membantu, tidak melulu teknis pelestarian tetapi juga edukasi dan pengembangan serta pemanfaatan. Semua kami siap,” tandas Teguh.

Sementara, Wabup Richi saat itu bersama Kadis Dikbud Riswandi dan Kabid Kebudayaan Abrar Mukhlis menyatakan banyak hal yang bisa dikerjasamakan antara Pemkab dengan BPCB untuk pelestarian cagar budaya.

Menurutnya, pertemuan ini akan ditindaklanjut dan saling bersinergi untuk lebih menggali potensi cagar budaya, tidak hanya penataan dan pelestariannya tetapi lebih optimal pemanfaatannya untuk pendidikan dan pariwisata. (ydi)