Saat Pandemi Covid-19, Bangkit Setelah Beralih ke Penjualan Online

Defrinal, suami Ema bersama adik dan anaknya sedang packing sepatu yang sudah dipesan secara online. (ist)

“Dinaikkan lagi, pasti beralih kepada pedagang sepatu lainnya yang juga cukup banyak berdagang online. Sebaliknya, kalau diturunkan harganya alias hanya untung kecil tapi putaran kencang, orang juga curiga. Makanya harga yang dipatok di online yang standar-standar saja,” terangnya.

Dari keuntungan inilah, Ema bersama suami untuk biaya hidup dan juga gaji karyawan di toko pakaian yang belum juga bangkit, lantaran pengunjung masih sepi.

“Diberhentikan, tak enak. Kasihan kita. Mereka juga butuh biaya untuk hidup. Mereka rela nggak dapat bonus dan sangat berterima kasih dibayar harian seperti biasa. Mereka juga maklum kondisi jual beli di toko sepi,” kata Ema, perantau asal Pariaman, Sumatera Barat ini.

Sekarang, Ema bersama suaminya, fokus berdagang sepatu secara online. Bahkan, sejak dua bulan terakhir, Ema tidak mengambil barang di tempat tetangganya itu yang juga distributor.

“Kita langsung ambil barang di bengkel sepatu (home industri produksi sepatu dan sandal), sehingga harga lebih murah. Beli satu kodi (20 pasang), selisih harganya Rp100 ribu,” sebutnya.

Di bengkel sepatu itu yang berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya, Defrinal, suami Ema yang mencari sepatu di sana. Modal diberikan, model sepatu yang akan dibuat juga diberikan. Selasai dalam waktu yang disepakati, sepatu pesanan dijemput.

Karena rutin terima pesanan setiap hari rata-rata 20 pasang, Ema pun mengontrak satu petak rumah yang bersebelahan dengan yang dia dan keluarga huni saat ini di yang tinggal di Sawah Hilir, Mekarjaya, Ciomas, Kabupaten Bogor, ini. Satu petak itu, digunakan untuk stok sepatu. Ya, seperti gudang kotak sepatu.

Ema pun juga dibantu adiknya untuk mengantarkan sepatu ke ekspedisi. Sedangkan toko pakaian di Pasar Anyar, sesekali dipantau juga oleh Ema maupun suaminya.

“Masih sepi. Kita berharap pandemi Corona cepat berlalu sehingga aktivitas di Pasar Anyar kembali normal seperti biasa sehingga perekonomian bergerak dan pulih kembali,” katanya. (effendi)