Pusat Informasi Kebudayaan Berdiri di Kantor BPCB Sumbar Pagaruyung

BATUSANGKAR – Pusat informasi kebudayaan dan sejarah berdiri di komplek Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Sumatera Barat di kawasan Pagaruyung.

Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Judi Wahjudi, S.S., M.Hum menadatangani prasasti untuk mengakse informasi dalam bentuk audio dan visual kebudayaan di Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepri ini kemarin.

Judi berharap dengan keberadaan pusat informasi kebudayaan ini bisa sebagai ruang publik, ruang edukas informatif, menyenangkan dan nyaman bagi peserta didik, maupun masyarakat luas.

“Kita berharap keberadaan pusat informasi ini sebagai literasi terkait pelestarian cagar budaya. Ke depannya juga semakin meningkat dan pusat informasi ini akan dibuka untuk umum sesuai jam kerja kantor,” kata Judi.

Ia minta sinergi dengan Pemkab dengan dunia pendidikan dan tentunya sangat diperlukan dalam mendukung keberadaannya.

Wabup Richi Aprian setelah menggunting pita peresmian mengatakan keberadaan pusat informasi kebudayaan sangat tepat sekali, karena Tanah Datar sebagai pusat kebudayaan . Tentu sangat mendukung untuk ketersediaan informasi sejarah dan kebudayaan bagi siapa saja membutuhkan.

“Keberadaan pusat informasi dibangun di BPCB ini luar biasa, sangat informatif dan interaktif sekali, ada audio visual room akan memutarkan visual dokumenter tentang kebudayaan, peninggalan sejarah maupun berbagai informasi seputar peninggalan sejarah di wilayah Sumatera Barat dan provinsi lainnya,” kata Wabup.

Ia menjanjikan kedepan akan mengembalikan fungsi Benteng Vander Cappelen sebagai museum dan aset sejarah. Diharapkan menjadi daerah tujuan studi sejarah dan cagar budaya.

Sementara, Kepala BPCB Teguh Hidayat mengatakan jika keinginan memiliki pusat informasi kebudayaan yang representatif itu sudah sejak lama, karena sangat dibutuhkan bagi dunia pendidikan maupun masyarakat untuk literasi sehingga akan menambah ilmu pengetahuan terutama sejarah, kebudayaan dan arkheologi.

Diutarakan, saat ini keinginan itu terwujud, sebelumnya gedung ini berdiri besamaan dengan gedung kantor BPCB pada 1996. Bangunan ini juga dijadikan sebagai ruangan koleksi dan saat itu banyak dikunjungi tamu. Hingga direnovasi menjadi ruangan pusat informasi dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan koleksi artefak serta benda akheolog.

“Banyaknya peninggalan sejarah diduga cagar budaya diperoleh dari berbagai aktifitas pelestarian telah dilakukan BPCB. Benda tersebut diperoleh melalui kegiatan ekskavasi, penyelaman, ganti rugi, maupun hibah dari berbagai tempat di wilayah Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau,” ucapnya. (ydi)