Puasa Ramadhan Pertama dan Perang Pertama Rasulullah

Ilustrasi. (*)

Melihat tiga anggota mati, maka sontak perang basosoh berkecamuk. Orang Kafir Mekah yang sebagian mendua hatinya berperang, kebanyakan mereka karena gengsi saja atau mendapat tekanan kelompok Abu Jahal bangsawan Mekah. Sebaliknya kaum muslimin yang jumlah hanya sepertiga saja dibanding Quraisy, naik moral.Apalagi setelah memdengar komando Rasulullah setelah Baginda Nabi berdoa di garis belakang dan mendapat wahyu Allah yang menjanjikan kemenangan. Rasulullah mengatakan, ” Demi Dia Yang memegang hidup Muhammad. Setiap orang yang bertempur dengan tabah, bertahan mati matian, terus maju dan pantang mundur, lalu ia tewas, dan Allah akan menempatkan dia di syurga” kata Rasulullah.

Kaum muslimin menang, pihak Quraisy kocar kacir, pertempuran berakhir dengan tewasnya 70 Kafir Quraisy termasuk Abu Jahal, pemimpin Quraisy yang terkenal jahatnya kepada Nabi. Di pihak Muhammad 14 orang menjadi syuhada.

Dalam kaitannya dengan Ramadhan pertama, Imam Abu Ja’ afar mengatakan bahwa sahabat Rasulullah Abdullah bin Mas’ud berkata,” kalian carilah lailatul qadar dimalam ke 19 bulan Ramadhan, karena sesungguhnya malam itu ialah malam perang Badar” Artinya, perang Badar bukan saja memberikan pengalaman pengalaman heroik kepada sahabat sahabat Nabi, tapi juga menghadirkan suasana sptitual yang luar biasa. Pada malam peperangan itu malaikat malaikat Allah diturunkan membantu kaum muslimin.

Salah seorang sahabat Rasulullah Zaid bin Tsabit yang ikut dalam peperangan besar itu bermunajat sepanjang malam sebelum perang berkecamuk pagi harinya. Kemenangan perang itu menandakan bahwa malam sebelumnya telah dihadirkan ” “Lailatul Qadar”. (*)