Produk SMK Mesti Bergandengan dengan Sektor Pariwisata

Supardi

BUKITTINGGI – Sekolah menengah kejuruan (SMK) memiliki potensi yang bisa dioptimalkan untuk mendukung perkembangan Sumbar. Potensi ini diantaranya kuliner, fashion, mesin dan berbagai potensi lainnya.

“Apapun produk yang dihasilkan SMK mesti bisa diinovasikan agar bergandengan dengan pariwisata,” ujar Ketua DPRD Sumbar, Supardi pada kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Digitalisasi Guru SMK se-Payakumbuh Angkatan 10. Bimtek tersebut dilaksanakan di Novotel Bukittinggi, 17 hingga 20 September lalu. Hadir sebagai pemateri, Geovanne Farell dan Agus Hilaluddin..

Menurut Supardi, jika SMK bisa terus berinovasi untuk mengembangkan potensi-potensi produk yang ada. Maka nantinya akan dikenal luas dan bisa menjadi hal yang menarik wisatawan untuk datang.

Ia mengatakan, dalam mengembangkan potensi ini, selain terus berinovasi, SMK juga mesti memaksimalkan berbagai faktor salah satunya manajemen dan bisnis.

Hal ini dikarenakan kurikulum SMK memang salah diarahkan satunya untuk menghasilkan produk. Maka, lanjut Supardi, ini bermuara pula pada kepandaian berinovasi, manajemen, bisnis hingga pemasaran.

Pada para guru-guru SMK yang menjadi peserta bimtek tersebut, Supardi menghimau mereka untuk bisa mengintegrasikan produk-produk yang dihasilkan di sekolah untuk bukan hanya bernilai jual. Namun juga produk itu diinovasikan agar bisa memiliki daya tarik yang bisa menjadi daya tarik pariwisata.

“Hal ini bukan tidak mungkin, karena kuliner dan fashion tradisi Sumbar memang telah sejak lama telah menarik minat wisatawan. Ini harus terus diinovasikan agar terus mengharumkan nama provinsi ini,” ujarnya lagi.

Pada saat ini, lanjut Supardi, hal yang menjadi hambatan dalam pengenalan produk SMK salah satunya adalah pemasaran. Semakin baik pemasaran maka akan semakin banyak orang yang tertarik pada produk tersebut.

“Pemasaran ini bisa dilakukan salah satunya dengan menggelar Expo yang memamerkan produk-produk inovatif karya SMK, bisa pula memalui pemasaran yang dibuat bergandengan dengan objek tempat pariwisata dan tentunya pemasaran melalui kecanggihan digitalisasi,” ujarnya.

Namun, hal terpenting yang harus dimiliki agar pemasaran berhasil adalah produk itu sendiri. Supardi menekankan produk-produk tersebut harus layak untuk dipasarkan, mulai dari kualitas hingga daya tariknya.

Salah satu inovasi produk yang harus diperhatikan menurut Supardi adalah membuatnya berbeda, jika ia juga dimiliki daerah lain.

“Misalnya baju kurung basiba. Bagaimana kita bisa menginovasikan baju kurung basiba ini menjadi berbeda karena baju kurung ini juga dimiliki kabupaten kota lain,” ujarnya.