Pemko Payakumbuh Terus Tekan Angka Stunting

Payakumbuh – Angka stunting di Kota Payakumbuh terus turun. Program bapak asuh yang digagas oleh Walikota Payakumbuh Rida Ananda, untuk pencegahan stunting cukup memberikan kontribusi penurunan angka stunting setelah beberapa bulan berjalan. Sehingga tidak sedikit pejabat daerah itu yang mengangkat anak asuh, untuk mengurangi angka stunting.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Payakumbuh Wawan Sofianto, kepada wartawan, Rabu (25/1), mengatakan, untuk data di bulan Agustus 2022 lalu ada sebanyak sebanyak 472 anak. Setelah dilakukan update data validasi pada November 2022, angka stunting berada pada 304 anak.

“Penurunan ini tak hanya dari intervensi program bapak asuh saja. Namun program kami di OPD seperti pemberian makanan tambahan, edukasi dan pendampingan kelompok sasaran beresiko dengan delapan aksi penurunan stunting ini turut menjadi pemicu turunnya angka stunting di Kota Payakumbuh,” ujarnya.

Menurutnya, untuk update data selanjutnya akan muncul di bulan Februari 2023. Pihaknya menyebut program nyata dari Wako Rida Ananda cukup memberikan dampak, bagaimanapun ini menyentuh langsung ke keluarga stunting. Dimana masing-masing bapak asuh ada dua atau tiga balita stunting yang diintervensi pemenuhan gizinya dengan memberi makanan tambahan. “Kita berharap pola bapak asuh ini tak hanya dilakukan oleh kepala OPD saja, namun lembaga lain di luar pemerintah bisa ikut bersama-sama mewujudkan target zero stunting di Kota Payakumbuh,” tambahnya.

Ketika ditanya kepada Wawan bagaimana program dinkes untuk penanganan stunting, dirinya menjelaskan dimulai dengan penanganan remaja putri usia SMA. Dinas memberikan tablet tambah darah setiap bulan ke sekolah-sekolah. Di samping itu, juga kepada pasangan yang akan menikah, melalui KUA diberikan edukasi bagaimana gizi calon ibu dipenuhi. Selain itu, disaat memasuki usia perkawinan harus dilakukan imunisasi calon pengantin.

“Untuk ibu hamil kita lakukan pemeriksaan enam kali minimal selama masa kehamilan. Karena besar pengaruhnya kepada calon bayi. Kita melakukannya dengan tim pendamping keluarga di kelurahan yang terdiri dari unusr kesehatan, penyuluh KB dan unsur kelurahan memantau kelompok sasaran. Jangan sampai ada bayi yang tumbuh pendek dan setengah pendek, atau terkena penyakit lain,” ungkapnya.

Sementara itu, Walikota Payakumbuh Rida Ananda, sebagai penggagas program orang tua asuh anak stunting selalu menyediakan stok sembako di dalam bagasi mobilnya, ada beras, telur, dan susu yang diberikan kepada warga kurang mampu yang memiliki balita, itu salah satu cara Rida menangani stunting.

Kepada wartawan, Rida mengatakan, masalah stunting perlu ditangani dengan serius. Anak-anak usia balita harus dipenuhi asupan gizinya supaya bisa tumbuh dan kembang dengan seimbang, bila tidak maka akan terganggu dan mereka juga yang akan kesulitan di kemudian hari, seperti mudah terkena penyakit, tak kalah pentingnya juga hal serupa berlaku untuk ibu hamil.

“Kita di pemko saat ini fokus menangani stunting. Saya mengajak tiap kepala OPD, kepala bagian, camat dan lurah untuk mengangkat anak asuh. Dan setiap hari kami di kantor mengumpulkan sedekah seribu rupiah sebagai cara kami menggalang bantuan swadaya,” ucapnya.

Rida juga menuturkan, problem stunting harus disikapi bersama-sama. Untuk itu pihaknya mengajak seluruh unsur mulai dari TNI, Polri, politisi, ormas, pengusaha dan tokoh masyarakat untuk ikut menjadi orang tua asuh bagi anak yang berpotensi stunting di lingkungan mereka. “Kita mengajak seluruh lini mari perangi stunting agar generasi kita tumbuh dan kembang dengan ideal. Kami di pemerintah ingin memulainya dengan semangat kebersamaan menuju generasi emas Indonesia,” pungkasnya. 207