Menjemput Kejayaan Dharmasraya Dimasa Lalu Untuk Masa Kini

Seorang balita terlihat di pintu masuk Kawasan Candi Padang Roco, Kabupaten Dharmasraya.(yuke)

Karena disimpan di Tanjung Tanah, Kerinci, Niti Saramuscaya lebih dikenal dengan nama Naskah Tanjung Tanah.

Pada masa jayanya, kerajaan Dharmasraya menjalin hubungan baik dengan kerajaan Singosari, pendahulu Majapahit.

Kertanegara, raja Singosari yang kesohor itu, pernah mengirim Amoghapassa untuk Tribuana Mauliwarmadewa, raja Dharmasraya. Peristiwa inilah yang kemudian hari dikenal sebagai Ekspedisi Pamalayu.

Dalam terminologi Buddha, Amoghapassa adalah perlambang kasih dan sayang. Persatuan dipantara.
Menelaah surat pengiring yang menyertai Amoghapassa, Ekspedisi Pamalayu terjadi pada 22 Agustus 1286. Sebagaimana Singosari, Dharmasraya pun telah lama runtuh. Lama tak dikenal, pada 7 Januari 2004 nama Dharmasraya dihidupkan lagi jadi nama kabupaten baru di Sumatera Barat.

“Mambalia’an siriah ka gagangnyo, pinang ka tampuaknyo. Kok lai bungo ka jadi putiak, putiak ka jadi buah. Buah untuak ka basamo,” ujarnya masih dikutip dari festivalpamalayu.com.

Perjananan Menyenangkan

Untuk sampai ke Dharmasraya, memakan waktu sekitar 5 jam perjalanan dari Kota Padang sebagai ibukota provinsi Sumbar. Ini jika menggunakan kendaraan pribadi. Perjalanan menuju Dharmasraya sekarang ini jauh lebih menyenangkan dibanding beberapa tahun silam.

Mengingat hampir seluruh jalan beraspal dan kondisinya sangat mulus. Jalan mulus tidak hanya ada di pusat kota tapi hingga ke pelosok nagari. Malahan, dalam perjalanan menuju Candi Pulau Sawah, Candi Padang Roco dan Istano Kerajaan Koto Besar, kami menemukan jalan desa dengan dua jalur.