Mati Mesin di Tengah Laut Rombongan Disdukcapil Mentawai Berhasil Dievakuasi

 

MENTAWAI- Tiada angin tiada hujan, tiba-tiba rombongan Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kepulauan Mentawai dievakuasi oleh tim Search and Rescue (SAR). Hal itu lantaran long boat yang mengangkut rombongan dari Kecamatan Sikakap menuju Tuapejat, Kecamatan Sipora Utara itu mati mesin di tengah laut. Beruntung ketika peristiwa terjadi, cuaca tengah bersahabat.

Menurut keterangan Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Mentawai, Akmal, informasi mati mesin long boat berpenumpang 12 orang dan 2 orang operator itu, bersumber dari Dandim 0319, Letkol CZI Didid Yusnadi, yang dihubungi melalui telpon seluler oleh salah seorang penumpang di sekitar lokasi mati mesin, perairan Sao, Desa Katiet, Sipora Selatan.

“Kami dapat informasi dari Dandim pada pukul 14.55 WIB bahwa rombongan Dukcapil dari Sikakap berjumlah 14 orang menggunakan long boat pada pukul 06.30 WIB berangkat dari Sikakap dan sampai pukul yang dilaporkan tadi belum sampai. Tapi dapat info bahwa mereka terombang-ambing di Katiet. Mati mesin mereka. Komunikasi kebetulan dapat signal di Sao, nelpon, mereka terombang-ambing, sehingga kita bergerak,” terang Akmal melalui telpon genggamnya, Senin (30/7) sore.

Mendapat informasi tersebut, tim SAR gabungan yang terdiri dari Basarnas Lanal, Polres, Kodim 0319 dan BPBD setempat langsung menindaklanjuti dengan menerjunkan sejumlah personel dan armada laut KN Ramawijaya. Namun saat tim di perjalanan menuju ke lokasi, rombongan tersebut diinformasikan sudah ditolong oleh kapal nelayan ke Sioban, Sipora Selatan.

“Saat kita bergerak, kita dapat informasi lagi, bahwa sudah ditolong nelayan, ditarik ke Sioban. Dan kami pastikan ke Sioban ternyata benar dan kami bawa 12 orang ke Tuapejat, yang 2 orang lagi operator, tinggal, mereka ganti mesin,” imbuh Akmal.

Dengan ini, dia mengimbau kepada masyarakat yang akan berlayar maupun memancing, untuk benar-benar memperhatikan kesiapan alat berlayar, selain itu, masyarakat seharusnya juga turut memperhatikan kondisi cuaca saat akan berlayar.

“Pertama harus memperhatikan cuaca, baik dari yang kita ketahui kondisi alam yang sebenarnya atau mungkin kita dapat himbauan dari BMKG, tolong perhatikan itu. Kedua, sebelum berlayar pastikan kelayakan perahu atau kapal, layak dan ready, siap untuk berlayar, pastikan mesin, BBM nya bagaimana. Jangan ketika kita berlayar BBM tak mencukupi atau sebaliknya kita berlayar, kita ragu dengan kondisi mesin kita jangan kita berlayar karena berisiko nanti. Ini alhamdulillah cuaca tadi bagus. Tapi kalau ketemu dengan cuaca ekstrem ketika mati mesin, sehingga tak ada orang yang berlayar, tak ada signal, resikonya terjadi hal yang tak diinginkan,” ujarnya. (ricky)