Masih Berpotensi Gempa Susulan, Kepala BMKG Minta Warga Menjauh dari Bangunan Rusak

Konfrensi pers BNPB dan BKMG terkait gempa M6,2 di Pasbar.

PADANG – Kepala BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) Dwikorita Karnawati meminta masyarakat di dekat pusat gempa untuk tetap waspada. Warga diimbau untuk menghindar dari bangunan yang retak atau rusak oleh gempa.

“Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah,” kata Dwikorita kepada wartawan saat konfrensi pers secara virtual, Jumat (25/2).

Dwikorita mengatakan, dilihat dari sejarah gempa di Sumbar, gempa tektonik yang berpusat di Talamau Pasaman Barat saat ini memiliki potensi sebesar M7,6. Sementara, magnetudo gempa tadi yang terbesar M6,2. Artinya, masih ada potensi yang belum dilepas. Karena itu, gempa susulan masih berpotensi terjadi.

“Warga agar tetap waspada. Hindari bangunan retak, tebing, atau lereng. Gempa susulan berpotensi mengakibatkan runtuhnya bangunan atau longsor,” ujarnya.

Lebih jauh, dijelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat adanya aktifitas Sesar Sumatera. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).

Hasil analisa BMKG, gempa dengan parameter M6,2 dan di update menjadi M6,1 terjadi di kerak dangkal dengan kedalaman 10 Km. Gempa terjadi akibat aktifitas sesar aktif.

Selain di Pasbar, gempa juga dirasakan di Pasaman dengan skala intensitas V MMI, di Agam, Bukittinggi dan Padang Panjang dengan skala intensitas IV MMI, Padang, Payakumbuh, Aek Godang dan Gunung Sitoli III MMI dan Pessel, Rantau Prapat, Nias Selatan dan Bangkinan dengan skala intensitas II MMI.

Sementara itu, Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto pada kesempatan yang sama mengatakan, gempa Sumbar memiliki karakteristik akan ada gempa susulan. Ditakutkan akan ada gempa susulan yang bisa membahayakan masyarakat bila bangunan roboh. Karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk menjauh bila ada bangunan retak. Begitu juga dengan masyarakat yang tinggal di lereng untuk mengungsi sementara. (lek)