Kongres Bundo Kanduang se-Dunia Digelar di Istano Basa Pagaruyung

Bundo Kanduang asal provinsi Jambi saat pawai di kawasan Istano Basa Pagaruyung. (isr)

BATUSANGKAR – Kongres Bundo Kanduang se-Dunia digelar di Istano Basa Pagaruyung, Sabtu (3/12/). Kongres pertama kali ini bertema tema “Penguatan Jati Diri Perempuan Minangkabau dalam menghadapi Tantangan Zaman” dibuka Wakil Gubernur Sumatra Barat Audy Joenaldi.

Sat itu, Bupati Eka Putra menyampaikan selamat datang pada seluruh bundo kanduang se-dunia yang berkesempatan hadir, bahkan ada yang hadir secara mandiri ke Tanah Datar.

“Bundo kanduang yang hadir ada dari Australia, Inggris dan Belanda, serta dari Kota di Indonesia seperti Banten, Lampung, Jambi, Bengkulu, Riau, Sumatra Utara dan beberapa daerah lainnya. Tentunya juga dihadiri Bundo Kanduang dari kabupaten/kota se Sumatra Barat. Selamat datang, semoga betah di Tanah Datar Luhak Nan Tuo, mohon maaf kalau ada kekurangan dalam penyambutan kami,” katanya.

Eka juga berharap, dalam acara kongres Bundo Kanduang yang baru pertama dilaksanakan memberikan sesuatu produk yang bisa ditinggalkan di Tanah Datar.

“Salah satu produk yang hendaknya dicapai adalah segera didirikan Museum Bundo Kanduang. Dan kami Pemkab Tanah Datar yang merupakan Luhak Nan Tuo siap mendukung pendirian Museum itu di Tanah Datar,” ujar Eka.

Dikatakan, museum Bundo Kanduang sebagai bentuk wadah pembelajaran bagi generasi tentang peranan Bundo Kanduang dalam tatanan adat Minangkabau. Bundo kanduang tidaklah sama dengan perempuan pada umumnya, inilah tugas kita bersama menjaga generasi-generasi kita apalagi di zaman yang semakin canggih, zaman digital ini.

Terakhir, Bupati Eka juga menyampaikan selamat untuk mengikuti kongres kepada seluruh Bundo Kanduang yang bakal dilaksanakan selama 3 hari ke depan.

Sebelumnya Ketua Pelaksana Ny. Lise Eka Putra yang juga menjabat Ketua TP PKK Tanah Datar menyampaikan, tujuan kongres Bundo Kanduang se Dunia setidaknya ada 4 poin utama.

“Tujuan kongres ini untuk mencapai terwujudnya kedudukan, peranan dan fungsi perempuan serta generasi muda sesuai tatanan adat budaya Minangkabau. Kemudian untuk meningkatkan pemahaman dan pengamalan ABS SBK, serta untuk mewariskan adat budaya dan memperkuat kedudukan bundo kanduang di lingkungan keluarga, kaum dan juga ditengah-tengah masyarakat,” sampainya.

Diterangkan Ny.Lise, dalam kegiatan kongres pertama Bundo Kanduang se Dunia Tahun 2022 diikuti 1.015 peserta.

“Sebanyak 7 Bundo Kanduang berasal dari Australia, Inggris dan Belanda, 216 orang dari Sumbar, DKI Jakarta, Lampung, Jawa Barat, Banten, Jambi, Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau dan Sumatra Utara, 25 orang pengurus Bundo Kanduang Provinsi Sumbar, 139 Bundo Kanduang se Sumbar, 628 orang terdiri dari penasehat, pengurus Bundo Kanduang Kecamatan, nagari, dan peserta parade jamba,” sampainya.

Ditambahkan Ny. Lise, selepas pembukaan Kongres di Istano akan dilanjutkan dengan seminar di Gedung Nasional esok hari dan di hari terakhir peragaan tradisi adat ‘Managua” di Istano Silinduang Bulan.