Agam  

Kadisdik Sumbar Barlius, Kunjungi Dosennya Bustamam di Lubuk Basung

LUBUK BASUNG.

Dalam hubungan guru dan murid, atau dosen dan mahasiswa, tak semuanya berlangsung akrab. Artinya tak semua guru dan dosen bisa selalu diingat oleh murid atau mahasiswa nya.

Bustamam (73) adalah dosen di jurusan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) adalah salah seorang dosen yang paling diingat oleh mahasiswanya. Dia menjadi dosen sejak tahun 1979 sampai tahun 2015 lalu. Selama rentang waktu itu, 35 tahun lebih, tentu saja sudah ratusan atau ribuan jumlah mahasiswanya, belum lagi mahasiswa non IKIP, seperti STKIP dan Sekolah SMA di kota Padang.

Kini Bustamam memasuki masa Lanjut Usia (Lansia), tinggal di Ampu, Lubuk Basung Agam bersama isteri keduanya ibu Ida (64), karena isteri pertama sudah lebih dulu meninggal dunia. Sejak satu tahun lalu, Bustamam mendapat serangan stroke sehingga mengakibatkan dia harus memakai kursi roda dan tidak bisa berbicara lancar, namun ingatan masih berfungsi dengan baik.

Dosen yang hanya sarjana dengan gelar dokterandes (Drs), sangat akrab dengan mahasiswa sejarah. Mendengar kabar Bustamam sakit, sejak beberapa waktu lalu silih bergantilah mantan mahasiswanya mengunjungi.

Adalah rombongan Zul Asri angkatan ’79 dan Zafri angkatan ’80 yang mula mula datang. Disusul rombongan Edi Rahmana angkatan ’83, Mursal dan Praptie Angkatan 86, kemudian datang pula M.Khudri, 81 , Ali Nusir 83 dan Taufik berserta isterinya Wed angkatan 1990.

Sesuai kebiasan baru, setiap kunjungan itu ditayangkan di media sosial facebook sehingga berita tentang pak Bustamam menyebar.

Haji Barlius MM, M.Pd yang baru saja menjadi Kepala Dinas Pendidikan Sumbar, mengetahui keadaan pak Bustamam melalui akun facebook M.Khudri, langsung tergerak hatinya untuk mengunjungi Bustamam.

Pada hari Ahad ( 1/10) hari ini, didampingi isterinya Erni, Barlius berangkat pagi sekali dari Padang. Di Lubuk Basung bersama M.Khudri , Delfian, seorang kepala SMP di Agam dan Kamroni Kepala SMK Tanjung Raya bertemu dengan Bustamam.

Biasanya pertemuan seperti ini mengharukan, tapi kali ini tidak, pertemuan yang menggembirakan. Tak sedikit pun air mata yang mengalir, baik dari pak Bustamam maupun Barlius.

Barlius dan Delfian memeluk tubuh ringkih Bustamam kemudian menciumnya. ” Kami sangat dekat dengan beliau, akrab sekali . Beliau ini entah dosen, entah teman, yang pasti kami menghargai beliau dan menghormatinya ” kata Barlius.
Barlius dan Delfian kemudian menggendong Bustamam ke atas kursi roda, mereka pun bercengkerama di ruang tamu. Satu dua kalimat keluar dari mulut Bustamam tentang masa lalu, ditingkahi gelak tawa yang menggembirakan.

“Masihkah ingat apak, saya pinjam baju Korpri apak untuk LPJ (latihan pra jabatan-red)” kata Barlius, disambut angguk dan gelak tawa Bustamam.