Kader KB Motor Penggerak Suksesnya Pengurangan Jumlah Stunting

PARIAMAN – Para kader Keluarga Berencana (KB) merupakan pengelola program lapangan dan motor penggerak terdepan suksesnya program KB dan pengurangan jumlah stunting di Kota Pariaman.

Demikian sampaikan Walikota Pariaman Genius Umar ketika melakukan pertemuan dengan kader KB, yang terdiri dari kader PPKBD (Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa), Sub PPKBD, BKB (Bina Keluarga Balita), BKR (Bina Keluarga Remaja), BKL (Bina Keluarga Lansia) dan Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA), di dua kecamatan di Kota Pariaman, yaitu Kecamatan Pariaman Tengah dan Kecamatan Pariaman Timur, bertempat di Balairung rumah dinas walikota, Senin (5/12).

“Kami mengapresiasi kerja bakti dari para keder-kader ini, yang telah bekerja di lapangan, mendampingi masyarakat di desanya, untuk mengatasi berbagai masalah tumbuh kembang anak, mulai dari dalam kandungan, sampai ia beranjak dewasa, sehingga para kader ini memahami apa yang bisa mereka lakukan dan laporkan, dalam mengatasi kasus stunting dan masalah KB yang ada di Kota Pariaman ini,” ujarnya.

Genius juga menekankan kader harus kompak dilapangan, cek rumah-rumah penduduk satu persatu dan ajak mereka untuk ikut program KB, ajak ketahanan keluarga mereka, bagaimana peran orangtua ibu dan anak. Sampaikan juga semua anak-anak kita harus sekolah karena Pemerintah Kota Pariaman menggratiskan sekolah sejak dari SD, SMP, SMA/SMK (wajib belajar 12 tahun) hingga Perguruan Tinggi melalui Program Satu Keluarga Satu Sarjana (Saga Saja).

“Para Kader KB ini juga bertugas menjelaskan kepada orangtua bahwa anak-anak perlu gizi. Asupan gizi yang dimakan harus sehat yang ada protein yakni ikan, daging dan telur, sedangkan vitaminnya berasal dari buah-buahan dan juga sayuran. Asupan gizi yang baik ini tentunya akan mendukung tingkat pertumbuhan anak dan juga kecerdasan anak,” tuturnya.

Lebih lanjut Genius menuturkan stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama pada saat 1.000 HPK (Hari Pertama Kehidupan). Pemenuhan gizi dan pelayanan kesehatan pada ibu hamil, perlu mendapat perhatian untuk mencegah terjadinya stunting. Stunting akan berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak dan status kesehatan pada saat dewasa.

“Sesuai dengan hasil Survei Status Gizi Indonesia (Ssgi) 2021 angka prevalensi kasus stunting di Kota Pariaman adalah 20,3 persen, di bawah angka prevalensi stunting Provinsi Sumatra Barat, yaitu 23,5 persen. Maka dari itu, kita targetkan di 2023 mendatang, angka stunting Kota Pariaman menjadi 0 persen,” ungkapnya.

Walikota juga membagikan honorarium selama 7 bulan kepada 560 lebih kader KB yang telah bekerja ekstra sebelumnya. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih, semoga amal bhakti dan kerja ikhlas ibu-ibu selama ini, dicatat oleh allah SWT, sebagai ladang amal untuk kita semua.

Untuk Honor kader PPKBD, mereka menerima Rp. 125.000/bulan, Sub PPKBD sebesar Rp. 75.000/bulan, sedangkan untuk BKB, BKR, BKL dan UPPKA, menerima sebesar Rp. 50.000/bulan. Acara ini juga dihadiri oleh Ketua TP PKK Kota Pariaman, Ny. Lucyanel Genius, Kepala DP3AKB Kota Pariaman, Gusniyeti Zaunit, beserta jajaran DP3AKB Kota Pariaman. (Agus)