Jalan Tol Trans Sumatera, Potensi Dahsyat Menyatukan Ekonomi Besar di Pulau Andalas

Suasana ruas jalan tol Pekanbaru – Dumai (sumber: hutamakarya.com).

Bagaimana solusi mengatasi hal itu? Prof Syafruddin Karimi, Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Andalas menekankan, bahwa pemerintah mesti memberikan perhatian dan pertimbangan pada potensi kerugian yang mungkin dialami dalam ekonomi rakyat. Rakyat yang terdampak pembangunan jalan tol mesti dikalkulasi secermat mungkin sehinga kehidupan ekonominya menjadi lebih baik pasca pembangunan jalan tol. Ganti rugi dan relokasi terhadap masyarakat bisa saja terjadi. Hal itu mestilah dengan kalkulasi ganti rugi dan relokasi yang mebguntungkan buat rakyat terdampak. Pertimbangan ini adalah lazim dan standar dipraktikkan dalam pembangunan mega project seperti jalan tol, waduk dan lainnya.

Ganti rugi harta masyarakat yang terdampak mestilah mempertimbangkan keberlanjutan sumber penghidupan rakyat. “Jangan sampai rakyat kehilangan sumber penghasilan akibat hartanya dipakai proyek dan dengan ganti rugi. Ganti rugi yang populer dipakai, tetapi buat Minangkabau ganti rugi tanah dengan tanah perlu menjadi pemikiran. Bila satu kaum atau satu jorong terdampak secara luas, maka relokasi pemukiman baru dengan fasilitas pendukungnya mestinya sudah direncanakan,” tegas Syafruddin Karimi kepada Topsatu.com.

Harapan

Dari paparan di atas sudah jelas bahwa pembangunan JTT Sumatera sangat berperan dalam memajukan ekonomi daerah (regional) dan negara. Dengan adanya JTT Sumatera, daerah akan lebih maju, perjalanan menjadi cepat, dapat mewujudkan konektivitas antar provinsi, memperlancar arus barang, jasa dan manusia.

Kita berharap pengerjaan JTT Sumatera terus berlanjut, maka dalam hal ini diperlukan sinergitas antara pemerintah pusat, pemerintah daerah (provinsi, kabupaten dan kota) bersama PT HK selaku pelaksana pengerjaan proyek JTT Sumatera dalam rangka percepatan pembangunan infrastruktur tersebut.

Percepatan pembangunan infrastruktur JTT Sumatera tersebut, penulis melihat akan berdampak luar biasa untuk menyatukan kekuatan ekonomi besar di Pulau Sumatera yang dulunya dikenal pula dengan nama lain, yaitu Pulau Andalas, Pulau Percha, atau Swarnadwipa. Jika hal itu terwujud, maka Sumatera akan memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia. (*)