Haul ke-5 Husni Kamil Manik, Para Sahabat dan Dua Gubernur Berbagi Kenangan

“Saat itu, saya dan almarhum diminta menghadap Wapres, Pak Jusuf Kalla. Di ruangan itu hanya ada kami bertiga. Tak ada satupun ajudan di ruangan itu. Steril. Saat itulah, Wapres meng-acc usulan kenaikan uang kehormatan untuk kemudian diteruskan ke presiden,” ungkap Prof Muhammad.

“Saat itu, saya tak membawa satupun dokumen. Sementara, almarhum menenteng begitu banyak dokuman. Ada yang di tas, juga ada yang dibawa dalam sejumlah map. Saat saya meminta sebagian dokumen itu untuk dibawa, almarhum menolaknya. Padahal, jarak dari ruang tamu ke ruang kerja Wapres, ada sekitar 30-an meter. Rupanya, seluruh dokumen itu adalah pengusulan kenaikan uang kehormatan KPU se-Indonesia,” tambahnya.

“Kenaikan uang kehormatan yang diperjuangkannya itu, hanya dinikmati almarhum sekitar 1 atau 2 bulan saja. Karena, HKM dipanggil keharibaan Allah SWT saat lebaran Idul Fitri, 7 Juli 2016,” tukas Prof Muhammad.

Sedangkan Nur Hidayat Sardini mengusulkan, gedung KPU RI di Jl Imam Bonjol dinamakan Husni Kamil Manik guna mengenang hal-hal baik yang telah diberikannya pada bangsa dan negara. Usulan ini diamini Feri Rizki Kurniawansyah dengan menyebut, banyak aula KPU di daerah yang dinamakan dengan nama almarhum.

“Tinggal dikomunikasikan saja dengan pihak berkompeten di KPU. Saya pikir peluang itu ada,” ungkap Feri.

Testimoni 2 Gubernur

Di kesempatan itu, juga diputarkan video testimoni dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Dalam video itu, Anies mengaku lebih mendalami profile HKM, saat jadi panitia seleksi KPU RI pada 2012 lalu.

“Sampai sekarang, kita merasakan sumbangsih dan jasa-jasa allahuyarham terhap perkembangan dan kehidupan berdemokrasi di Indonesia,” ungkap Anies.

“Almarhum merupakan sosok yang kaya pengalaman dan istiqomah dengan pilihan. Haul 5 tahun ini merupakan kesempatan kita untuk meneladani sifat beliau sekaligus meneruskan nilai-nilai perjuangan yang diyakini beliau,” ungkap Anies.

Setelah Anies, dijadwalkan memberikan testimoni Gubernur Sumbar, Mahyeldi. Pada panitia, Mahyeldi meminta agar ditempatkan di akhir acara karena Ba’da Magrib mesti berangkat ke Jakarta dari Bandara Internasional Minangkabau.

Takdir berkata lain, pesawat yang ditumpangi Mahyeldi mengalami delay beberapa jam. Hingga kegiatan zoom meeting berakhir sekitar pukul 22.30 WIB, Mahyeldi maupun ajudannya, tak bisa dihubungi. (relis)