Harga Tiket dan Pembayaran Bagasi Berdampak Negatif bagi Pariwisata Sumbar

PADANG – Ketua Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA), Ian Hanafiah, menilai mulai diberlakunya pembayaran bagasi oleh maskapai penerbangan berpengaruh pada dunia pariwisata setiap daerah. Tak hanya itu mahalnya harga tiket yang berlangsung sejak jelang akhir tahun juga sangat berdampak negatif bagi dunia pariwisata.

“Tarif bagasi diberlakukan. Harga tiket naik. Ini berpengaruh pada dunia pariwisata. Termasuk UMKM yang ada di berbagai daerah,” kata Ian Hanafiah, kepada topsatu, baru-baru ini.

Menurutnya, diberlakukannya tarif bagasi oleh maskapai akan membuat wisatawan malas berbelanja. Maka sudah dipastikan akan berdampak negatif pada setiap UMKM. Mereka yang selama ini berharap wisatawan meninggalkan uang dengan berbelanja kini tidak bisa diharapkan lagi.

“Makanya saya ingatkan, jangan anggap remeh soal bagasi. Jika dibiarkan, dipastikan akan mengancam keberadaan UMKM,” sebutnya.

Di luar negeri, jelang akhir tahun air line luar negeri melakukan obral besar-besaran, guna menarik wisatawan asal Indonesia. Kondisi itu jauh berbeda dibanding Indonesia.

“Jelang akhir tahun saja Padang-Bangkok harga tiketnya jauh lebih murah dari ke Bandung. Begitu pula ke Malaysia. Jika kondisinya begitu, tentu wisatawan kita lebih memilih liburan ke luar negeri. Makanya kemarin itu banyak grup WA agen wisata yang menawarkan promosi ke luar negeri. Karena lebih murah dan pastinya lebih bergengsi,” sebut Ian.

Guna memastikan naik turunnya jumlah wisatawan di setiap provinsi khusunya Sumbar, bisa dicek ke masing-masing hotel. Siapa yang paling banyak menginap di hotel. Apakah wisatawan atau pemda. Jiwa Pemda, artinya pariwisata di Sumbar dianggap gagal.

Sebagai solusi itu persoalan tiket mahal, harus ada kebijalan dari pemerintah bagaimana orang tertarik untuk datang ke Sumbar. Misal, untuk mendapatkan harga tertentu pergi wisata minimal 20 orang dan tiket pesawat di pesan dua bulan sebelum berangkat.

“Kita juga harus mengedukasi masyarakat, dengan `membuat planning kalau mau berpergian,” pungkasnya. (yuke)