Agam  

Gula Saka Bukik Batabuah Laris Manis di Pasaran

AGAM—-Produksi gula merah (saka) Bukik Batabuah Nagari Bukik Batabuah Kecamatan Canduang Kabupaten Agam laris manis di pasaran, karena kualitas dan citra rasa saka bukik tersebut dapat dipertahankan sampai sekarang.

Perajin gula merah (saka) di daerah Bukik Batabuah Canduang itu tidak saja memproduksi saka, Namun mereka sekaligus sebagai pemiliki ladang tebu di kawasan lereng gunung Marapi yang merupakan sebagai mata pencaharian pokok semenjak nenek moyang dahulunya.

Untuk pengolahan gula saka itu langsung di ladang tebu, artinya setiap ladang tebu berdiri pondok kilang tebu memanfaatkan tenaga kerbau untuk mengilang tebu, ujar Zulhendri Malin pemuka masyarakat setempat sekaligus petugas Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Canduang menjelaskan, Senin (3/7).

Proses pengilangan tebu masih dilakukan secara tradisional menggunakan tenaga kerbau dan sebahagian menggunkan mesin hendtraktor diolah sebagai pengganti tenaga kerbau, ujarnya.

Untuk mempertahankan kwalitas dan citra sara gula merah (saka) Bukik Batabuah itu terang Zulhendri Malin, tdak ada tambahan resep lainnya murni dari air tebu hasil pengilangan yang langsung ke tungku pondok pengolahan saka.

Wali Jorong Gobah Nagari Bukik Batabuah Kecamatan Canduang, Rahmat Dedi menjelaskan, di kawasan Nagari Bukik Batabuah terdapat sekitar 300 pondok kilang tebu, selain cocok dengan iklim dan geografis alam lereng gunung merapi berhawa sejuk itu tanaman tebu tumbuh subur.

Masyarakat Jorong Gobah Nagari Bukik Batabuah pada umumnya bergerak dibidang usaha gula merah (saka) sekaligus memiliki ladang tebu, sebagai perajin gula saka ini, terang Rahmat Dedi sudah ada semenjak nenek moyang dahulunya merupakan pekerjaan turun temurun sampai sekarang.

Salah seorang perajin gula Saka, Adidal Efendi di Jorong Gobah menuturkan, untuk mempertahankan kualitas dan citra rasa gula saka ini membutuhkan proses pembuatan cukup lama, sebab kualitas dan rasa saka sangat perlu dipertahankan agar produksi saka Bukik Batabuah tetap bertahan di pasaran.

Untuk pemasaran gula saka ini ujar Adidal Efendi, para perajin membawa langsung ke pasar Koto Baru Kabupaten Tanah Datar, karena pasar khusus sebagai pemasaran saka belum ada di daerah ini, tentunya diharapkan kepada Pemerintah agar di Bukik Batabuah Kecamatan Candung memiliki pasar saka.

Sedangkan harga jual gula saka saat ini berkisar Rp20 ribu sampai Rp23 ribu perkilo kepada pedagang pengumpul atau toke. (Kasnadi)