Geliatkan Ekonomi Saat Pandemi, Warga Butuh Pendampingan

PENDAMPINGAN—Fasilitator program “Kotaku” saat mendampingi dan menyerahkan dana bergulir Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas  (PPMK) kepada KSM Batuang Sarumpun V, Kelurahan Batuang Taba Nan XX, Lubuk Begalung, Kota Padang. (ist)

PADANG-Badai pandemi Covid-19, masih belum berlalu. Tapi, inovasi untuk penguatan masyarakat, tak boleh terhenti. Akan halnya untuk memastikan geliat ekonomi tetap terjaga. Satu lagi, penerapan protokol kesehatan (Protkes), tentu tak boleh lupa.

Covid-19 mewabah di Indonesia sejak awal 2020, tidak terkecuali di Kota Padang. Bahkan pada awal September lalu, Pemprov Sumbar merilis zona wilayah penyebaran Covid-19 berdasarkan jumlah kasus penderita positif Covid-19, dan Kota Padang termasuk salah satu wilayah kategori zona merah, dengan tingkat penyebarannya sangat tinggi.

Imbas dari penanganan pandemi ini dengan diberlakukannya aturan ketat oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah. Mulai dari menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun pada air yang mengalir, hingga menjaga jarak aman dan pembatasan massa, kiranya sudah menjadi pemandangan lazim di era new normal saat ini.

Menurut Fasilitator Sosial Non BPM 2020, Reno Tri Handayani, SP, akibat kondisi demikian, maka berbagai sektor kehidpuan pun harus menyesuaikan. “Begitu juga dalam pelaksanaan Program “Kotaku”, pun berdampak pada pola pendampingannya, baik pendampingan untuk kegiatan infrastruktur, ekonomi maupun kegiatan-kegiatan sosial,” ucapnya.

Reno Tri dalam relisnya yang diterima topsatu.com, Rabu (4/11/2020), mengatakan, pelaksanaan kegiatan ekonomi bergulir di tengah pandemi Covid-19 saat ini, sangat membantu masyarakat dalam menyokong perekonomian keluarga mereka.

Terkait hal itu, dikatakan Reno, pada 15 September 2020 lalu, LKM Batuang Sarumpun Kelurahan Batuang Taba Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang, melalui Unit Pelaksana Keuangan (UPK), telah mencairkan dana begulir Peningkatan Penghidupan Masyarakat berbasis Komunitas (PPMK) kepada Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) binaannya yakni KSM Batuang Sarumpun V sebesar Rp30 juta untuk enam anggota KSM.

Pada umumnya, mereka punya usaha kecil menengah seperti jualan baju, jualan pulsa, alat kosmetik serta makanan dan minuman.

Dikatakannya, saat pandemi ini, pendampingan dari berbagai pihak termasuk dari fasilitator Program Kotaku ini, sangatlah dibutuhkan. “Makanya, kita tidak sekadar menyerahkan bantuan, tapi sekaligus juga memberikan bimbingan terkait pengembangan usaha mereka dan bimbingan sosial lainnya. Targetnya, tentu ada penguatan baik secara ekonomi maupun sosial dalam aktivitas keseharian mereka,” ujarnya.

Dia berharap, dengan adanya kegiatan ini di tengah masyarakat dapat membantu peningkatan kehidupan mereka dan keluarganya di masa pandemi ini. “Yang jelas, kita dalam pelaksanaan pencairan dana bergulir ini, pun tetap mengikuti protokol kesehatan yang ada,” jelas Reno.

Seperti diketahui Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) merupakan salah satu upaya strategis pihak Kementerian PU PR untuk mempercepat penanganan permukiman kumuh di perkotaan. Dalam pelaksanaannya menggunakan platform kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, kota/kabupaten, masyarakat dan stakeholder lainnya dengan memposisikan masyarakat dan pemerintah kabupaten/kota sebagai pelaku utama.

Program ini tidak hanya bersifat pembangunan infrastruktur atau rehab, tapi juga untuk penguatan kapasitas masyarakat dan pemerintah daerah bersangkutan. Dan, penguatan msyarakat tersebut bisa saja dalam bentuk pendampingan dan memberikan bantuan. (naldi)