Batusangkar – Festival galanggang arang di nagari jalur kereta api sebagai Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS) digelar di Stasiun Pasar Pitalah Kecamatan Batipuh.
Iven sebagai penguatan ekosistem WTBOS, telah ditetapkan UNESCO pada 6 Juli 2019 sebagai salah satu warisan dunia dari Indonesia, karena dianggap memiliki sejarah dan ilmu pengetahuan yang sangat penting bagi peradaban pada masa.
Untuk wilayah Tanah Datar berada jalur kereta api yang dilewati TBOS. Guna melestarikan warisan budaya tersebut anak Nagari Pitalah dan Bungo Tanjung bersama Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek menggelar festival Galanggang Arang.
Iven bertagline anak nagari merayakan warisan dunia, yang dibuka Bupati Eka Putra didampingi Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek Yayuk Sri Budi Rahayu, beserta rombongan jelajah galanggang arang, Anggota DPRD Sumbar Bukhori Dt. Tuo dan pejabat Pemkab
Bupati menyampaikan terimakasih dan apresiasi pada Kemendikbudristek telah menggelar iven galanggang arang, dan menjadikan Kabupaten Tanah Datar, salahsatu lokasi acara beserta dengan delapan kabupaten/kota.
“Kegiatan ini sejalan dengan program unggulan Pemkab, yaitu satu nagari satu event. Untuk itu, saya menyampaikan terimakasih pada Kemendikbudristek RI yang telak menunjuk Tanah Datar,” ucapnya.
Dikatakan, terlaksananya kegiatan tentunya menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Tanah Datar khususnya bagi masyarakat Nagari Pitalah dan Bungo Tanjung.
“Secara historis memang Tanah Datar masuk dalam jalur kereta api warisan TBO Sawahlunto yang saat ini sudah warisan dunia atau UNESCO, salahsatu tempat singgah atau stasiunnya ada di pasar Pitalaj,” ujar Bupati.
Sementara, Yayuk Sri Budi Rahayu selaku Dirjen kebudayaan menyampaikan serangkaian kegiatan galanggang arang di pasar serikat B Pita Bunga Pitalah sebagai gelaran atas penetapan situs tambang batubara Ombilin sebagai warisan dunia, diawali dengan peluncuran di Padang pada 19 Oktobet lalu.
Dikatakannya, pada 2019 yang lalu, UNESCO telah menetapkan situs tersebut sebagai Warisan Tambang Batubara Ombilin Sawahlunto (WTBOS). Penetapan ini dilatarbelakangi oleh sejumlah argumentasi yang menunjukkan nilai universal luar biasa dari pembangunan tambang batubara tersebut.
Yayuk menambahkan, tujuan utama dari pelaksanaan kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan dan menjaga warisan budaya yang terkait dengan WTBOS, terutama di nagari-nagari yang terhubung melalui jalur kereta api yaitu Kabupaten Solok, Kota Solok, Tanah Datar, Padang Panjang, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Padang.
Ia juga menyampaikan terimakasih pada Pemkab Tanah Datar, terutama anak nagari Pitalah dan Bungo Tanjung yang telah mendukung dan mensupport kegiatan ini dengan menampilkan berbagai kegiatan adat dan adat tradisi anak nagari.
Galanggang arang diisi dengan kegiatan arakan niniak mamak, pergelaran seni anak nagari, dialog warisan budaya dan pasar kuliner. (ydi)