Agam  

Festival Danau Maninjau Merupakan Upaya Pelestarian Kebudayaan

LUBUK BASUNG – Festival Danau Maninjau yang disingkat dengan istilah FestDaMa-2022, merupakan salah satu upaya pelestarian kebudayaan dari Balai Pelestari Nilai Budaya (BPNB) Sumatera Barat. Latar belakang lahirnya gagasan berdasarkan observasi penggagas bahwa telah terjadi degradasi peminat pewarisan. Salah satu dampak dan pengaruh berkembangnya budaya global di tengah-tengah masyarakat dewasa ini.

Kondisi yang demikian, semakin kuat mendorong Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat untuk bergerak dan merangkul semua pihak. Kondisi ini menjadikan Festival Danau Maninjau tahun 2022 sebagai langkah strategis dan salah satu solusi untuk merangsang kembali minat generasi muda. Terutama kembali mencintai budaya sendiri, sekaligus menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang ke kawasan Danau Maninjau ini kembali.

Demikian disampaikan Kurator acara, Dr. Ediwar Dt. Kayo didampingi Rudi yang juga selaku Kurator kepada Top Satu.com.

“Kawasan Salingka Danau ini memiliki kekayaan seni dan budaya yang lahir secara alami melalui anugrah Illahi. Seakan-akan Yang Maha Kuasa menciptakan Danau Maninjau sambil tersenyum. Salah satu bukti keindahan Danau Maninjau ini adalah ketika Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia ini takjub dan sempat membuat pantun untuk Danau Maninjau. “Jika adik memakan pinang, makanlah dengan sirih hijau. Jika adik datang ke Minang, jangan lupa singgah ke Maninjau,” seperti itulah bunyi pantun Soekarno menciptakan jiwa sastranya untuk tanah kelahiran para sahabat seperjuangannya. Lahir disaat mengunjungi guru spiritualnya Haji Abdul Karim Amrullah yang juga ayahanda sahabatnya, Buya Hamka.

Selain Buya Hamka, Danau Maninjau juga kampung halaman dari Muhammad Natsir, Rasuna Said, Muhammad Isa Ansyari dan A. R. Sutan Mansur.

Cerita ini, jelas menjadi daya tarik yang sangat kuat sebagai kunjungan wisata budaya dan sejarah. Peninggalan-peninggalan tokoh nasional ini jelas akan menjadi benda dan bangunan cagar budaya. Memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama dan/atau memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa. Memiliki arti khusus bagi masyarakat dan bangsa Indonesia.

Selain tanah kelahiran tokoh-tokoh penting Bangsa Indonesia ini, juga memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa. Danau Maninjau dikelilingi perbukitan di dinding kaldera yang sangat indah dan sejuk. Didalamnya terdapat tanaman langka seperti Rafflesia Arnoldi dan Rafflesia Tuan-Mudae serta satwa langka lainnya. Inilah alasan kuat, bagi wisatawan mancanegara untuk datang dan berkunjung ke Danau Maninjau. Alasan kuat pula Balai Pelestari Nilai Budaya Provinsi Sumatera Barat untuk menggelar Festival Danau Maninjau 2022 di Sungai Batang.

FestDaMa-2022 akan berlangsung pada tanggal 01 Agustus 2022 di Kenagarian Sungai Batang, tepian Danau Maninjau, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam. Festival ini juga bertujuan untuk membangun jejaring lima danau di Sumatera dalam wilayah kerja BPNB Sumatera Barat, yaitu Sumatera Barat, Bengkulu dan Sumatera Selatan. Kelima danau maupun daerah budaya persekitaran danau tersebut memiliki kekayaan khasanah seni budaya yang mencirikan identitasnya masing-masing. BPNB Sumatera Barat mencoba membangun jejaring wilayah tersebut dengan mempertemukan jenis seni pertunjukan pada satu tempat yang disebut Festival Danau Maninjau-2022.

Untuk itu, Kurator dan Panitia bersepakat memilih kesenian tradisional yang terdapat di persekitaran danau dari tiga provinsi ini. Daerah Sumatera Barat memiliki tiga danau besar yang cukup terkenal yaitu pertama Danau Maninjau, Kabupaten Agam, akan menampilkan Gandang Tambua Tansa, Talempong Uwaik-uwaik. Kemudian dari Danau Singkarak, Kabupaten Solok, akan menampilkan Tari Piring tradisi. Dan dari Danau Kembar, Kabupaten Solok menampilkan Kesenian Indang Solok.

Sementara itu, untuk wilayah Bengkulu memiliki Danau Dendam Tak Sudah, akan menampilkan kesenian DOL Grup Arastra Bengkulu. Kemudian wilayah Sumatera Selatan memiliki Danau Ranau, yang akan menampilkan kesenian Rudat. Lokasi pertunjukan akan bermula dari dalam Danau Maninjau di atas Perahu Naga, dan berlanjut pada Medan Nan Bapaneh Nagari Sungai Batang. Kolaborasi musik peserta akan memberikan nuansa gemuruh pertunjukan musik antara musik lokal Minangkabau dengan daerah Bengkulu dan Sumatera Selatan.

Selain itu, kegiatan Festival akan dimeriahkan dengan Napak Tilas Menelusuri Jejak Buya Hamka, yang difasilitasi oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Mari kita saksikan tanggal 01 Agustus 2022,”ajak Ediwar. (Maswir)