Agam  

Agam Berduka, Banjir Marapi Singgalang Tewaskan 18 Warga.

CANDUANG – Banjir lahar dingin dan banjir bandang yang menimpa beberapa wilayah di Kabupaten Agam, Sabtu (11/5) telah meninggalkan duka yang mendalam. Banjir lahar dingin yang berasal dari puncak Gunung Marapi meluluhlantakkan daerah Simpang Bukik, Jorong Kubang duo Koto Panjang Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam. Banjir lahar dingin yang terjadi sekitar pukul 21.00 WIB itu membawa material sedimen, lumpur, kayu dan batu-batu besar menghantam rumah, toko dan kedai serta bengkel milik masyarakat. Bukan hanya itu, longsor juga telah merenggut nyawa beberapa warga di malam itu. Hal yang sama juga melanda daerah Batu Palano, Kecamatan Sungai Pua.
Dalam waktu yang hampir bersamaan, musibah banjir bandang yang berasal dari Gunung Singgalang juga menghantam daerah Balingka dan Koto Tuo, Kecamatan IV Koto. Amun kondisinya tidak separah yang dialami masyarakat di Nagari Bukik Batabuah.
Saat Topsatu berada di lokasi banjir lahar dingin di Simpang Bukik, ada laporan dari warga yang menyatakan salah seorang keluarganya belum ditemukan. Tim gabungan yang terdiri dari TNI, POLRI, BPBD, Basarnas, Damkar, PMI, KSB, relawan dan masyarakat segera meluncur ke lokasi di belakang rumah korban dan melakukan pencarian secara manual. Namun sampai berita ini diturunkan korban belum ditemukan.
Dandim 0304/Agam, Letkol Arm. Bayu Adhitya Nugraha,SH.,M.Han dalam keterangan persnya mengatakan, saat ini kita berbicara Kabupaten Agam bukan hanya Bukik Batabuah, walaupun dari beberapa daerah yang dilanda musiba Sabtu malam itu yang terparah adalah wilayah Simpang Bukik, Nagari Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang dibanding daerah Batu Palano dan Koto Tuo IV Koto.
“Untuk langkah selanjutnya, tadi pagi sudah dilakukan rapat kordinasi yang dipimpin langsung Sekdakab Agam, Edi Butsi yang sudah menetapkan siaga darurat bencana selama 14 hari, terhitung 12 sampai 25 Mei 2024. Kita juga sudah melakukan koordinasi lintas sektoral dengan mengutamakan keselamatan warga di daerah terdampak. Apabila memang tidak memungkinkan kodisi cuaca, kita melihat ke atas puncak Gunung Marapi intesitas curah hujan masih cukup tinggi, maka potensi banjir lahar dingin di Bukik Batabuah dan banjir bandang yang berasal dari puncak Gunung Singgalang.
Kepada masyarakat kami mengimbau agar segera melaporkan kalau ada anggota keluarganya sampai detik ini belum ditemukan sehingga tim gabungan bisa melokalisir dan mengidentifikasi. Untuk memperlancar proses pembersihan material banjir jelas aka ada tambahan alat berat. Siang ini sudah datang dari BSDA, nanti sr paling lambat kita harapkan datang dari Denzipur II serta bantuan alat berat dari Pangdam I/Bukit Barisan.Selain itu Pemda Agam juga sudah menyediakan alat berat milik Dinas PUPR. Alat berat akan diposisikan di daerah terdampak longsor dan banjir, seperti Malalak, IV Koto dan Bukik Batabuah,”ungkap Dandim.
Berdasarkan laporan yang diterima dari petugas Rumah Sakit Akhmad Mukhtar Bukittinggi sudah 18 orang warga Agam dinyatakan meninggal dunia yang berasal dari Bukik Batabuah dan Kecamatan Sungai Pua. Namun data yang sampai di Posko Utama di SDN 08 Kubang Duo Koto Panjang, Nagari Bukik Batabuah sampai berita ii ditulis baru tercatat 14 ama warga yang meninggal dan 16 warga yag mengalami luka.
Data warga yang diyatakan meninggal dunia dari Nagari Bukik Batabuah yaitu, Ade Hendra (40), Resfanel (60), Warni Bahar (70), Angeli (15), Maryani M. Akbar (8), Shanum (3), Hilia Azizah (114), dan Lem Yatril (60). Sementara dari Sungai Pua adalah, Adilla (57), Suryani (52), Mimi Maryani (71), Syaukani Sari (56), Efniza Zainal (60), dan Naila Rusda (19). Sedangkan yang 4 orang lainnya datanya belum sampai ke Posko Utama.
Saat ini tim gabungan dan masyarakat terus berusaha mencari korban yang dilaporkan pihak keluarganya hilang serta membersihkan material yang dibawa longsor lahar dingin di Bukik Batabuah, mengangkat barang-barang milik warga yang tertimbun material seperti kendaraan roda dua dan lainnya. (Maswir).