Derliana Jadi Doktor Perempuan Pertama di Kauman Padang Panjang

PADANG PANJANG -Mudir Pondok Pesantren Muhammadiyah (PontrenMu) Kauman Padang Panjang, Derliana berhasil menjadi gelar doktor di Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang pada bidang Pendidikan Agama Islam.

Gelar tersebut disandang perempuan 43 tahun itu setelah berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Pengembangan Pembelajaran Fikih Berbasis Pondok Pesantren di Madrasah Aliyah Kulliyatul Mubalighien Kauman Padangpanjang” dalam sidang terbuka secara Virtual, Senin (24/5).

Derliana yang merupakan mahasiswa peserta beasiswa MORA 5000 Doktor tahun 2018 ini diuji oleh Prof. Dr. Martin Kustati, M. Pd selaku Ketua Tim Penguji, DR. Rehani, M. Ag sebagai Sekretaris, Prof. Dr. Alaiddin Koto, M.A,. Prof. Dr. Asasriwarni, M. H,. Dr. Yasmadi, M. Ag,. Prof. Dr. Syafruddin Nurdin, M. Pd, serta Prof. Dr. Zulmuqim, M. A sebagai anggota.

Derliana mengatakan, penelitian pengembangan pembelajaran Fikih ini didedikasikan untuk PontrenMu Kauman Padang Panjang, yang dengan pesantren tersebut telah menjadikannya Doktor perempuan pertama di Kauman Padang Panjang.

“Alhamdulillah sudah selesai ujian terbukanya dengan hasil yang memuaskan. Terimakasih saya ucapkan atas apresiasi, doa dan dukungannya Bapak dan Ibuk semuanya. Hal ini demi dan untuk kemajuan PontrenMu Kauman Padang Panjang ke depannya” katanya.

Dijelaskannya juga bahwa program beasiswa MORA 5000 doktor ini adalah bentuk penghargaan Kementrian Agama dalam melahirkan doktor-doktor di bidangnya masing-masing.

“Kami yang lulus di UIN Padang sebanyak 12 orang. 9 orang dari dosen Perguruan Tinggi dan 3 orang dari guru. Program ini memberikan kita waktu hanya 3 tahun untuk menyelesaikan pendidikan, Alhamdulillah saya bisa menuntaskannya 2 tahun 9 bulan. Untuk itu atas nama pribadi saya ucapkan terimakasih kepada Kemenag Kota Padang Panjang, Kanwil Kemenag Sumbar, Kemenag RI, seluruh civitas akademika MA KMM Kauman, PDM Pabasko, dan PWM Sumbar” ungkapnya haru.

Dalam penelitiannya, ibu beranak 3 ini menjelaskan bahwa program pengembangan pembelajaran fikih berbasis Pondok Pesantren sangat relevan dilaksanakan untuk anak-anak madrasah, karena menurut dia saat ini Muhammadiyah secara nasional sedang gencar-gencarnya menguatkan lembaga pendidikan agar mampu menyiapkan ulama serta umara.

“Dengan adanya pengembangan mode pembelajaran Fikih di madrasah, kita berharap nantinya madrasah mampu melahirkan ulama-ulama yang mengayomi dan memberikan kontribusi nyata terhadap negara kita, Indonesia. Sebagaimana hal ini merupakan khittah perjuangan Muhammadiyah dalam membangun peradaban bangsa dan negara” tutupnya.

Tangis harupun pecah dari segenap civitas akademika MA KMM Kauman Padang Panjang, Keluarga dan juga sahabat, saat Derliana dinyatakan lulus dengan IPK 3, 72. Perempuan kelahiran Pasia Pangaraian ini juga berhasil meraih Nilai A serta menjadi Doktor yang ke 219 di UIN Imam Bonjol Padang, Sumatra Barat. (Jas)