BUMdes Apar Mandiri Ditunjuk Kelola Pariaman Mangrove Park

PARIAMAN – Badan usaha Milik Desa (Bumdes) Apar Mandiri, Desa Apar,Kecamatan Pariaman Utara, diberikan kepercayaan mengelola Pariaman Mangrove Park Apar, yang diresmikan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Sakti Wahyu Trenggono, Rabu (2/6).

Kawasan Pariaman Mangrove Park Apar terintegrasi dengan lokasi penangkaran penyu. Dengan terintegrasinya dua kawasan ini, diyakini mampu mendongkrak kunjungan wisatawan ke lokasi tersebut.

Direktur BUMdes Apar Mandiri, Fadel Muhammad mengatakan dengan telah dibukanya Pariaman Mangrove Park Apar, yang sumber dana pembangunannya berasal dari bantuan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI ini, akan mengelola kawasan ini dengan memanfaatkan potensi yang ada.

“Untuk pemasukan Desa, kita akan memberlakukan tiket masuk kedalam kawasan Pariaman Mangrove Park ini, dimana karcis retribusi akan disesuakani dengan Perdes nomor 4 tahun 2019 tentang Kawasan Wisata Apar, dengan tarif Rp3.000,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakannya , juga akan mengenakan tarif parkir, selain tiket retribusi masuk, untuk parkir, pihak BUMDes akan menetapkan tarif Rp2.000 untuk sepeda motor, Rp5.000 untuk mobil dan Rp15.000 untuk bus pariwisata.

Diungkapkannya, pengelolaan dan pemanfaatan tracking mangrove yang telah menjadi kewenangan BUMDes Apar Mandiri, akan berdampak pada tingkat perekonomian desa dan kawasan, dimana pihaknya akan meningkatkan fungsi tracking mangrove sebagai wisata alam dan edukasi.

“Kita juga telah menyediaan penyewaan kano untuk menyusuri hutan mangrove ini, dimana untuk tiketnya pun sangat terjangkau, sehingga wisatawan dan pengunjung bisa menikmati bermain kano sambil menyusuri hutan mangrove yang asri ini,” tuturnya.

Selain itu, dengan adanya kawasan Pariaman Mangrove Park Apar dari sisi pengembangan pariwisata, dampak ekonomi juga dirasakan oleh masyarakat sekitar, dengan membuka kedai-kedai makanan dan souvenir .

Di samping itu, dikatakannya, Bumdes Apar Mandiri juga memproduksi sirup mangrove yang berasal dari buah mangrove yang diolah oleh ibu-ibu Desa Apar, dengan diberi nama “Parma” singkatan Apar Mandiri.

Pengelola Bumdes juga menerapkan kepada para pedagang untuk melakukan pembersihan lokasi kedainya secara mandiri, dan untuk kawasan dilakukan dengan gotong royong. (agus)