Agam  

Ayu Otaviza (16) Korban Pembunuhan Di Bukit Batu Apuang, Ternyata Seorang Penghapal Al Qur’an (Hafizhah)

LUBUK BASUNG.

Kabar kematian Ayu Otaviza siswa kelas 12 jurusan MIA di SMA Negeri 1 Tanjung Mutiara telah membuat gempar warga Agam, khususnya warga Tanjung Mutiara.

Kesedihan pasti saja merundung hati Nurbaida (52) ibunda Ayu, tapi kesedihan dan rasa kehilangan itu juga menggelayuti jiwa siswa dan guru guru di SMA tempat Ayu bersekolah.

Nurbaida, tak henti hentinya berurai air mata, rasa pilu dihatinya tak tertahankan, walau dengan tercekat cekat dia telan tangisnya. “Tak ada yang bisa saya katakan, Ayu satu satunya anak yang menemani saya dan membantu untuk memenuhi kebutuhan hidup ” kata Nurbaida yang telah ditinggal suami sejak beberapa tahun lalu.

Nurbaida tak pernah menyangka kalau Ayu akan dibunuh orang, yang membunuh masih orang sekampung. Laki laki kalap itu ialah, YI alias IR (38) orang se jorong dengan Ayu di Bukit Batu Apuang Durian Kapeh Nagari Tiku Selatan kabupaten Agam.

Sebagaimana yang diberitakan, Ayu disabet dengan sabit oleh YI yang merasa sakit hati dikatai dengan carut. Sebelum disabet, Ayu dipukul YI dengan hulu golok, sehingga maninggal dan mayat Ayu ditinggal tergeletak di kebun sawit sampai ditemukan 2 jam kemudian yaitu pukul 19.00 malam. YI si pembunuh segera ditangkap polisi pukul 23.00 di rumah orang tuanya tak jauh dari rumah Ayu.

Benar YI telah ditangkap polisi, hanya berselang 3 jam setelah dia menghabisi nyawa Ayu gadis salehah itu, yaitu pukul 23.00 malam (27/9) lalu, namun dihukum berapa tahun pun tentu tak akan bisa mengembalikan Ayu atau mengobati kesedihan Nurbaida.

“Saya serahkan kepada Allah, semoga Allah memasukkan Ayu kedalam syurga yang tinggi” tutur Nurbaida yang punya 5 anak yang tinggal di rumah berbeda.

Sesungguhnya Ayu pantas masuk syurga, karena kematian Ayu akibat penganiayaan dan pembunuhan. Di sekolahnya Ayu dikenal sebagai siswi salehah, sangat baik dan termasuk pandai. Ratna Dewi (45) wali kelas Ayu menceritakan kebaikan kebaikan Ayu sejak anak dari keluarga miskin itu menjadi muridnya.

Ayu Otaviza adalah seorang hafizah atau penghapal Alquran. “Hapalannya sudah dua juz, itu dia mulai menghafal sejak kelas 11” kata Ratna Dewi.

Sejak kelas 1 dulu, setelah covid 19 anak anak belajar luar jaringan (luring), ada program tahfiz di sekolah yang dimulai pukul 05.30 pagi. “Ayu sangat tekun dan rajin, datang pagi pagi buta tepat waktu dan tak pernah terlambat ” ujar Ratna Dewi.

Berkat ketekunannya, Ayu berhasil menghafal juz 1 jan juz 30. “Dia sangat baik , salatnya juga tidak pernah tinggal” kata Ratna Dewi lagi.