Babinsa Koramil 07/Pauh Kambar Kunjungi Perajin Tembikar

Babinsa Koramil 07/Pauhkambar, Serda. Dwiono mengunjungi tempat Rismawati, salah seorang pembuat Tembikar di Korong Kampung Lua, Nagari Sungai Gimba, Kecamatan Ulakan Tapakis. (agussuryadi)

PARIK MALINTANG – Serda Dwiono Babinsa Koramil 07/Pauh Kambar Kodim 0308/Pariaman
mengunjungi perajin pembuatan Tembikar (Wadah pelebur Emas) di Korong kampung luar Nagari Sei Gimba, Kecamatan Ulakan Tapakis, Padang Pariaman, Rabu (19/2). Pengrajin Tembikar yang dikunjungi bernama Rismayati, 56 mengaku telah menggeluti pekerjaan itu semenjak tahun 2009.

“Kunjungan ke tempat pembuatan Tembikar merupakan salah satu bentuk dari Komunikasi Sosial (Komsos), sekaligus silaturahmi dengan warga di wilayah binaan,” ucap Dwiono.

Dalam kunjungan tersebut, Babinsa menerima tatacara proses pembuatan Tembikar mulai dari proses pengambilan tanah liat dengan cara menggali secara langsung ke dalam tanah yang mengandung banyak tanah liat yang baik.

“Tanah liat yang baik berwarna merah coklat atau putih kecoklatan. Tanah liat yang telah digali dikumpulkan pada suatu tempat untuk proses selanjutnya,” ucap Rismayati.

Selanjutnya, kata Rismayati bahwa tanah liat yang telah terkumpul disiram air hingga basahnya merata kemudian didiamkan selama satu hingga dua hari. Setelah itu tanah liat digiling agar lebih rekat dan liat.

“Ada dua cara penggilingan yaitu secara Manual dan Mekanis. Penggilingan Manual dilakukan dengan cara menginjak-injak tanah liat hingga menjadi ulet dan halus. Sedangkan secara Mekanis dengan menggunakan mesin giling. Hasil terbaik akan dihasilkan dengan menggunakan proses giling manual,” terangnya.

Setelah melewati proses penggilingan, tanah liat siap dibentuk sesuai dengan keinginan. Aneka bentuk dan desain depat dihasilkan dari tanah liat seberapa banyak tanah liat dan berapa lama waktu yang diperlukan tergantung pada seberapa besar Tembikar yang akan dihasilkan, bentuk dan desainnya.

Perajin Tembikar akan menggunakan kedua tangan untuk membentuk tanah liat dan konsentrasi sangat diperlukan untuk dapat melakukannya. Alat-alat yang digunakan yaitu alat pemutar (perbot), alat pemukul, kain kecil. Air juga sangat diperlukan untuk membentuk Tembikar dengan baik.

“Setelah bentuk akhir telah terbentuk, maka diteruskan dengan penjemuran dan sebelum dijemur di bawah terik matahari,Tembikar yang sudah agak mengeras dihaluskan dengan air dan kain kecil lalu Kemudian baru dijemur hingga benar-benar kering. Lamanya waktu penjemuran disesuaikan dengan cuaca dan panas matahari,“ bebernya.

Setelah Tembikar menjadi keras dan benar-benar kering, kemudian Tembikar dikumpulkan dalam suatu tempat atau tungku pembakaran.Tembikar tersebut kemudian dibakar selama beberapa jam hingga benar-benar keras. Proses ini dilakukan agar Tembikar benar-benar keras dan tidak mudah pecah. Bahan bakar yang digunakan untuk proses pembakaran adalah Jerami kering, Daun Kelapa kering ataupun Kayu bakar. (agus suryadi)