PADANG – Koordinator Bidang Lembaga Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Yuliandre Darwis menilai program Analog Switch Off (ASO) ini tentu harus diberikan dukungan yang maksimal karena ASO ini secara tidak langsung membuka peluang koneksi internet lebih cepat.
Itu disampaikannya terkait sebentar lagi, Kementrian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia akan menghentikan siaran TV Analog dan beralih ke TV Digital. Tepat, 2 November mendatang.
Terkait penghentian tersebut, ia menyarankan yang harus dipersiapkan untuk teknisnya tentu Set Top Box bagi televisi yang masih analog. Untuk televisinya sudah digital, tinggal menstel ulang televisinya saja. Begitu juga, lembaga penyiaran, persaingan pelaku usaha juga perlu diantisiapsi.
Itu dilakukan menginggat, ASO sudah berjalan dan memang harus berjalan paling lambat tahun ini. Sebab, katanya, karena negara kita memang sudah tertinggal, misalnya dari negara tetangga Singapura dan Malaysia yang sudah lebih dulu melakukan ASO.
Selain itu, ASO dilaksanakan sebagai perwujudan amanat UU Cipta Kerja. Pengaturan ASO tentu menguntungkan bagi daerah, infrastruktur dibangun tentunya akan menstabilkan jaringan internet di daerah, selain itu pemerataan siaran TV semakin baik.
“Intinya, kita semua harus memberikan dukungan yang maksimal karena ASO ini secara tidak langsung membuka peluang koneksi internet lebih cepat,” tegas Yuliandre Darwis seraya menyebutkan kalau keuntungan yang didapat masyarakat dengan adanya digitalisasi ini, adalah kualitas siaran yang lebih baik, sesuai slogannya, bersih, jernih, canggih. Dari segi kuantitas, program siaran juga nantinya lebih beragam, channel / saluran TV makin banyak.
Ia mengimbau mensukseskan program ini, masyarakat juga harus pro aktif mencari informasi untuk turut beralih siaran ke TV digital. Jangan takut dalam perpindahan analog ke digital ini, cari informasi yang seakurat mungkin.
(Lenggogeni)
#ASO
#analogswitchoff
#TVdigital
#siarandigitalindonesia
#ASO2022
