Padang  

UPZ Baznas Semen Padang Bangunkan Rumah Baru untuk Janda Tiga Anak di Batu Gadang

PADANG – Wajah bahagia penuh haru terpancar jelas dari wajah Siti Azzahra, ketika Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Baznas Semen Padang, meresmikan pemakaian rumah yang sebelumnya dibangun oleh lembaga penyalur zakat karyawan Semen Padang Group tersebut, Selasa (27/2).

Rumah yang berada di Jalan Manunggal, RT02/RW03, Batu Gadang, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang itu, merupakan rumah sederhana berukuran sekitar 6×7 meter persegi dengan dua kamar tidur dan satu kamar mandi yang dilengkapi dengan ruang tamu dan dapur.

Bagi janda berusia 43 tahun itu, bantuan pembangunan rumah baru dari lembaga penyalur zakat karyawan Semen Padang Group itu ibarat mimpi yang menjadi kenyataan. Untuk itu, dia pun mengucapkan terima kasih kepada UPZ Baznas Semen Padang yang telah memberikan bantuan.

“Ini bantuan yang luar biasa dan sudah berlebih bagi saya. Terimakasih UPZ Baznas Semen Padang yang telah membangunkan rumah baru buat saya dan keluarga,” ucap Siti Azzahra, di sela-sela acara peresmian pemakaian rumah yang ditandai dengan penyerahan kunci rumah.

Ibu dengan tiga orang anak yang akrab disapa Siti itu menyebut bahwa keluarga kecilnya sudah lama menginginkan punya rumah sendiri. Apalagi, sebagai seorang ibu sekaligus ayah bagi anak-anaknya, tentunya sangat mustahil bagi dirinya untuk bisa mewujudkan keinginan tersebut.

“Saya ini kerja sebagai tukang setrika baju orang. Kerjanya tergantung orderan. Kalau tidak ada, ya saya gak dapat uang. Maklumlah, dengan kondisi seperti ini hanya pekerjaan itu yang bisa saya lakukan. Kalau buka usaha seperti jualan lontong dan goreng-gorongan butuh modal,” ujar Siti.

Dia pun menceritakan kisah pilunya setelah ditinggal suaminya bernama Tengku Ramadhan alias Acik Leri yang meninggal dunia sekitar setahun yang lalu. Kata dia, sebelum suaminya meninggal dunia, dia tinggal di rumah yang berada di samping rumah yang dibangun oleh UPZ Semen Padang.

Rumah semi permanen itu, sebut Siti, dibangun oleh suaminya ketika masih hidup, dan status tanah tempat berdirinya bangunan rumah tersebut adalah milik keluarga almarhum suaminya. Sekitar 6 bulan setelah suaminya meninggal dunia, dia pun bersama tiga anaknya pergi meninggalkan rumah.

“Saya dan anak-anak kemudian tinggal di sebuah pondok kecil di tengah sawah milik orang lain. Pondok tersebut, masih berada di Kelurahan Batu Gadang. Saya tinggal di pondok tersebut, karena tidak ada tempat lain untuk ditempati,” katanya.

Tidak beberapa lama setelah itu, keluarga almarhum suaminya mendatanginya untuk meminta dirinya pulang ke rumah. Setelah itu, dia pun balik tinggal di rumah yang dulu ditempatinya bersama almahum suaminya.

“Tidak berapa lama setelah saya kembali ke rumah, datanglah pihak UPZ Semen Padang untuk memberikan bantuan pembangunan rumah baru. Karena, rumah semi permanen yang didirikan almarhum suami saya juga sudah lapuk. Atapnya bocor dan dindingnya yang berasal dari papan triplek juga sudah lapuk,” ujarnya. (*)