Talempong Botuang Silungkang Oso Dilestarikan

Talempong Botuang Silungkang Oso menjadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Sekaligus menambah khasanah budaya Sawahlunto yang masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda Indonesia setelah Songket Silungkang dan Bahasa Tangsi.

SAWAHLUNTO – Alat musik Talempong Botuang, Desa Silungkang Oso, Kecamatan Silungkang Sawahlunto akan dikembangkan dan dilestarikan.

Talempong Botuang yang terbuat dari bambu ini ditetapkan dalam Sidang Penetapan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) 2023

“Kita rencanakan musik Talempong Botuang ini dikembangkan secara ansambel dengan kolaborasi alat musik lainnya atau sejenis dari bambu,” kata Kepala Bidang Kesenian, Sejarah dan Nilai Budaya, Dinas Kebudayaan Sawahlunto Syukri kepada Singgalang, Jumat (22/9).

Dikatakan Kepala Bidang, alat musik Talempong Botuang selama ini hanya ditampilkan solo (tunggal). Kedepan, sebagai bentuk pengembangan dicoba secara ansambel dengan laras diatonis. Banyak alat musik bambu lain yang bisa dikolaborasikan Talempong Botuang.

Lebih jauh dikatakannya, di 2009 Talempong Botuang sudah dikenal kesenian khas Sawahlunto. Sudah ada yang menemukan di kampus sebagai materi ajar. Pernah pula diangkat di panggung Sawalunto Internasional Musik Festival (Simfes) 2010 yang dimainkan salah satu kelompok musik saat itu, sebagai musik opening.

Disebutkannya, sejak 2016 alat musik Talempong Botuang sudah tercatat di website Kemendikbudristek bersamaan dengan pengusulan Bahasa Tangsi dan Songket Silungkang.

“Pelestarian kita lakukan dalam bentuk program penampilan kesenian daerah dan festival. Selain itu juga dilakukan pengumpulan bahan-bahan tulisan naskah akademis serta jurnal terkait Talempong Botuang,” ujar Syukri.

Alat musik Talempong Botuang pertama kali dibuat dan digunakan Umar Malin Parmato Warga Desa Silungkang Oso. Di perjalanannya menjadi khas budaya warga setempat. Umar Malin Parmato meninggal di Usia 86 tahun.(201)