Tahun 2024, Targetkan Wisuda Stunting 30 Persen Anak, Semen Padang Kucurkan Bantuan Rp480

JAKARTA – Tahun 2024 ini, PT Semen Padang tetap memfokuskan penanganan Stunting tetap di Lubukilangan, Pauh, Lubukbegalung, dan Kabupaten Solok dengan jumlah To Be Define (TBD) dengan total bantuan Rp480 juta. Sementara targetnya Wisuda Stunting lebih dari 30 persen anak.

Dirut PT Semen Padang Indrieffouny Indra menyatakan PT Semen Padang berkomitmen penuh dalam penanganan Stunting sejak tahun 2022 lalu, melalui PASS yaitu Program Anak Stunting Semen Padang dengan tagline Stunting Lewat, Anak Sehat.

“Ini dilatarbelakangi oleh Hasil Social Mapping (Pemetaan Sosial) di wilayah Ring 1 PT Semen Padang di Kecamatan Lubukkilangan, Kecamatan Pauh dan Lubukbegalung. Selanjutnya data Studi Status Gizi Indonesia tahun 2021, Kabupaten Solok merupakan daerah dengan tingkat Stunting tertinggi di Sumbar,” kata Indrieffouny Indra saat menjadi narasumber dalam kegiatan Kick Off Audit Stunting 2024 di Jakarta, Selasa (16/1).

Ia merincinya, tahun 2022, di Kecamatan Lubukkilangan, Pauh dan Lubukbegalung ditemukan kasus Stunting masing-masing 14 anak, 18 anak, dan 9 anak. Atas temuan itu, dilakukan pencegahan dengan Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) selama lima bulan dengan nilai bantuan sebesar Rp62.475.000.

“Hasil Program PMT ini, terjadi kenaikan 1 hingga 2 kilogram berat badan dan tinggi badan 0,5 hingga 0,8 cm setiap bulannya. Pencegahan disertai Loka Karya Mini Stunting dengan peserta orang tua anak penderita Stunting, Tenaga Teknis Puskesmas dan Pemerintah Kecamatan,” ujar Arief, sapaan akrab Dirut PT Semen Padang itu.

Di tahun 2023, katanya, program PASS terus berlanjut dengan jumlah anak di Kecamatan Lubukkilangan 79 anak, Pauh 78 anak, Lubukbegalung 17 anak, di Kabupaten Solok 17 anak serta Penanganan Kemiskinan Ekstrim (PKE) di Kabupaten Kepulauan Meranti untuk 19 rumah yang juga berhubungan langsung dengan pencegahan Stunting, termasuk juga di Kabupaten Solok juga diberikan bantuan Program Air Bersih. Totalnya mencapai Rp422.550.000.

“Outcome-nya, 21,3 persen anak sudah ‘wisuda’ Stunting. Ada kenaikan 1 hingga 2 kilogram kenaikan berat badan dan kenaikan tinggi badan 0,5 hingga 0,8 cm setiap bulannya. Untuk outcome Program Air Bersih di Kabupaten Solok debit eksisting sebelum perbaikan 0.21 liter per detik yang bisa memenuhi 50 persen kebutuhan warga dan setelah perbaikan menjadi 0,4 liter per detik yang bisa memenuhi 100 persen kebutuhan warga sekitar. Sementara outcome PKE diberikan bantuan air layak minum untuk 40 rumah dan perbaikan 19 rumah dengan sanitasi buruk,” katanya. (*)