Padang  

SUKSES PEMBANGUNAN PARIWISATA IP-NA; Genjot Pariwisata dengan Dukungan Infrastruktur Memadai

PADANG – Meski tidak banyak bangunan monumental, tapi komitmen Pemerintahan Gubernur Irwan Prayitno-Nasrul Abit menghadirkan infrastruktur megah dapat terujud. Ada pembangunan lanjutan, ada pula yang betul-betul digagas oleh pasangan ini.

“Untuk membangun itu faktor utamanya adalah uang, jika uang ada apa saja bisa dibangun,”sebut Gubernur Irwan Prayitno, kemarin.

Dikatakannya, membangun tanpa banyak uang, membutuhkan skala prioritas. Apalagi Sumbar harus bangkit dari bencana besar, gempa 2009. Jika tidak, maka akan ada sektor lain yang tidak bergerak karena anggaran tersebatas. Meski begitu, derap pembangunan infrastruktur di Sumbar tetap berjalan.

“Saya banyak melanjutkan pembangunan yang terbengkalai. Itu keputusan saya, saya tidak ingin uang rakyat terbuang sia-sia jika rencana sebelumnya tidak saya lanjutkan,”sebut Irwan.

Dengan komitmennya itu, sejumlah infrastruktur stategis rampung dimasa pasangan IP-NA. Seperti Masjid Raya. Masjid ini kini menjadi salah satu ikon pariwisata Sumbar. Apalagi saat saat pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional, Masjid Raya Sumbar menjadi pusat kegiatan. Masjid ini diresmikan pada 2016, dengan pembangunan menara rampung 2019.

Pembangunan monumental lainnya yang dilanjutkan Irwan adalah, Madid Raya Sumbar. Meski digagas dimasa Sumbar dipimpin Gamawan Fauzi. Namun, Irwan tetap melanjutkan pembangunan tersebut. Peletakan batu pertama dilakukan pada 2007 oleh Gubernur Gamawan Fauzi. Masjid ini akan memiliki tiga lantai yang diperkirakan dapat menampung sekitar 20.000 jamaah, yakni sekitar 15.000 jamaah di lantai dasar dan selebihnya di lantai dua dan tiga.

Masjid ini dibangun di lahan seluas sekitar 40.000 meter persegi dengan luas bangunan utama kurang dari setengah luas lahan tersebut, yakni sekitar 18.000 meter persegi. Di halaman tersebut akan dibuat pelataran, tempat parkir, taman, dan tempat evakuasi bila terjadi tsunami (shelter).

Pengerjaan dilakukan dalam beberapa tahap. Tiga tahap pembangunan tersebut masing-masing menghabiskan biaya sebesar Rp.103,871 miliar (2008 dan 2009), Rp.15,288 miliar (2010), dan Rp. 31 miliar (2011).

Sejak tahun 2012 pelaksanaan pembangunan masjid ini dilakukan dengan sistem tahun jamak. Pada tahun ini dikucurkan anggaran sebesar Rp. 25,5 miliar untuk menyelesaikan pengerjaan shelter dan tempat parkir. Pada 2013 dilanjutkan dengan pembangunan lanskap dan pemasangan kubah. Pada tahun 2014 dibangun empat menara masing-masing setinggi 100 meter. Pembangunan ini menghabiskan total anggaran Rp256 miliar.

Akses Mandeh

Komit untuk mengembangkan pariwisata, dimasa kepemimpinan Irwan, pembangunan jalan akses wisata Mandeh juga rampung. Kawasan itu kini menjadi tujuan wisata utama di Sumbar saat ini. Pengerjaannya dilakukan secara bertahap oleh Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional III Padang, Ditjen Bina Marga. Dalam kurun waktu 2015-2017, telah berhasil diselesaikan sepanjang 16 km dengan lebar 6 meter dengan anggaran total Rp 88,26 miliar. Sementara 25,08 Km diselesaikan pada tahun 2018.

Saat ini seluruh jalan akses wisata Mandeh sudah seluruhnya rampung dengan kondisi jalan teraspal. Jalan akses Wisata Mandeh akan meningkatkan konektivitas jalan mulai dari Teluk Kabung – Sungai Pisang – Sungai Nyalo – Mandeh – Carocok – Tarusan.