Shalat Ied di Lapangan Gumarang Batusangkar Batal Dilaksanakan

Rapat bupati bersama MUI, OPD, beberapa wali nagari tentang Hari raya Idul fitri di Tanah Datar. (bakhtiar danau)

BATUSANGKAR – Sholat hari raya Idul fitri 1442 Hijriah/2021 M, Kamis (13/5) di lapangan Gumarang Batusangkar akhirnya batal dilaksanakan.

Demikian keputusan rapat antara bupati Tanah Datar Eka putra, Wabup Richi Aprian, Sekda Edi Susanto bersama ketua MUI Tanah Datar H Masnefi,sekretaris MUI Tanah Datar Afrizon S.Ag, beberapa wali nagari dan OPD terkait, Minggu(9/5) sore di gedung Indo Jolito Batusangkar.

Sikap itu diambil, mengingat Tanah Datar Luhak Nan Tuo dalam kondisi zona orange yang masih diragukan keamanan bagi berkembangnya Covid 19 di lokasi sholat idul fitri ” Kita takut dengan sholat Id bersama, penyebaran covid semakin meluas di kalangan jemaah dan masyarakat,” tutur Bupati Eka Putra.

Namun sholat Idul fitri tingkat kecamatan, bupati Eka bersama peserta rapat memberi kelonggaran ,tidak ada masalah, silahkan laksanakan sholat Idul Fitri. Tidak perlu menunggu hasil rapat, imbuh Eka.

Walau pun ada kelonggaran, tekan Eka, pelaksanaan sholat Id di mesjid dan lapangan harus menerapkan Protokol kesehatan (prokes ) Ketat , sejak berangkat dari rumah, selama sholat dan sampai pulang dengan 3M, yakni, Memakai Masker, Menjaga jarak,dan Mencuci tangan pakai sabun.

Kemudian, khusus kutbah Idul fitri lamanya hanya 20 menit tidak boleh lebih, usai sholat tidak perlu bersalaman langsung pulang. Hal itu dilaksanakan mengingat kondisi Covid saat ini masih belum melandai, bahkan terus meningkat.

Untuk Open house di gedung Indo Jolito Batusangkar, hari raya kali ini tidak dilaksanakan mengingat perkembangan covid terus naik di Tanah Datar dan adanya larangan/ Surat edaran Mendagri : no. 800/2794/SJ Tidak melakukan acara open house dan reuni/pertemuan yang berpotensi menimbulkan kerumunan.

Sampaikan mohon maaf bupati kepada masyarakat Luhak Nan Tuo, tekan, bupati Eka Putra, karena tidak bisa melakukan Opem House di gedung Indo Jolito Batusangkar. ” Ini bukan keinginan bupati, terpaksa keadaan,” pungkas Eka. (522)