Pupuk Indonesia Kembangkan Industri Petrokimia, Dukung Ketahanan Pangan

Hendri Nova
Wartawan Topsatu.com

Pupuk Indonesia sebagai BUMN, kedepannya tidak hanya mengembangkan industri pupuk dalam negeri untuk mendukung ketahanan pangan nasional, tetapi juga akan melakukan diversifikasi usaha ke chemical business, khususnya amonia bersih (clean ammonia).

Pengembangan clean ammonia menjadi sangat prospektif, karena selain menjadi bahan baku pupuk, clean ammonia juga menjadi salah satu sumber energi bersih masa depan.

“Hal ini menjadi peluang besar, karena Pupuk Indonesia adalah salah satu global player pada industri ini, dengan kemampuan produksi amonia terbesar di dunia, yaitu dengan total kapasitas produksi 7 juta ton per tahun,” kata SVP Sekretaris Perusahaan Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana, pada Singgalang, Selasa (28/11/2023).

Ia mengatakan, kedepan kapasitas produksi amonia Pupuk Indonesia akan terus ditambah, karena permintaan dunia semakin tinggi, baik blue ammonia maupun green ammonia. Produk ini dipilih karena proses produksinya sudah mampu mengurangi emisi karbon, bahkan untuk green ammonia menghasilkan nol emisi karbon.

“Sehingga sangat sejalan dengan tuntutan komunitas global terhadap pengurangan emisi karbon dunia,” ucapnya.

Pengembangan blue ammonia dan green ammonia ini juga menjadi bagian dari program roadmap dekarbonisasi pemerintah, dimana Presiden Jokowi memiliki target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.

“Untuk mendukung hal tersebut, Pupuk Indonesia telah menjalin kerjasama dengan sejumlah pihak dari dalam dan luar negeri, untuk mendukung kajian pengembangan blue ammonia dan green ammonia di Indonesia,” ungkapnya.

Pengembangannya akan dilakukan di wilayah operasional anak perusahaan di berbagai daerah, bahkan Pupuk Indonesia turut berpartisipasi dalam pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Lhokseumawe, Aceh, untuk pengembangan Green Energy Cluster.

Selain clean ammonia, sejumlah produk kimia yang dihasilkan Perusahaan antara lain asam sulfat, dan asam fosfat. Selain itu, terdapat juga produk hasil samping dari proses produksi seperti Aluminium Flouride (AlF3), CO2 cair, Dry Ice, dan Asam Klorida (HCl).

Pupuk Indonesia juga sedang mengembangkan produk kimia lainnya, untuk mengurangi ketergantungan impor. Produk kimia ini seperti Katalis, Soda Ash, Methanol, Ammonium Nitrat, dan sebagainya.

Seluruh bahan kimia tersebut menjadi bahan baku penting bagi industri lainnya. Seperti amonia yang menjadi bahan baku industri pupuk, peledak, pertambangan, tekstil, farmasi, dan sebagainya.