Puluhan Kali Gempa Susulan, Warga Seperti di Ayakan

Murid SDN berhamburan keluar saat gempa terjadi

SIMPANG AMPEK – Belasan kali gempa susulan yang terjadi membuat warga seperti berada di atas ayakan. Setelah gempa 6,2 SR sekitar pukul 08.39 WIB, sudah puluhan kali gempa susulan yang terjadi, rata-rata durasi gempanya panjang-panjang. Beberapa dengan kekuatan di atas M5, di antaranya, pukul 11.02 WIB dengan kekuatan 5,0 SR dan 11,06 WIB 5,1 SR.

Kepala BNBP, Letnan Jenderal TNI Suharyanto saat konfrensi pers secara virtual, Jumat (25/2) siang mengatakan, setidaknya sudah 15 kali gempa susulan yang terjadi. Warga diminta tetap waspada, terutama terhadap bangunan yang kemungkinan bisa saja runtuh akibat gempa susulan.

Dari pantauan topsatu, masih banyak warga yang belum berani masuk rumah. Mereka duduk di halaman maupun teras rumah. Aktifitas ekonomi terganggu. Banyak toko/ kedai yang menutup dagangannya. Untungnya, sinyal komunikasi di pusat kabupaten tidak terganggu. Akan tetapi, di daerah Talu, sinyal komunikasi masih terputus. Tak satupun operator komunikasi yang bisa dihubungi.

“Kami masih takut masuk ke dalam rumah. Gempa serasa tidak berhenti dari tadi. Belum ada yang makan kami sekeluarga, masih sangat cemas,” kata Ami, salah seorang warga.

Dedi menutup tokonya, katanya ia akan berangkat ke Talu. Istri dan anaknya disana, kemarin pulang kerumah mertuanya.

“Dari tadi saya coba hubungi tapi tidak bisa menyambung. Mungkin sinyal terputus disana. Makanya saya akan susul saja ke Talu. Saya cemas, saya harus dipastikan kondisi mereka, mudah-mudahan baik-baik saja,” kata Dedi yang siap berangkat ke Talu, sekitar 50 Km dari Simpang Empat, ibukota Pasaman Barat.

Tengah merilis berita ini, gempa-gempa kecil terasa menghoyak juga. Terkadang terasa seperti jatuh ke lobang, terkadang seperti diatas ayunan. Sementara tampak dari Simpang Empat, puncak Gunung Pasaman berseri membiru, padahal di kakinya tangisan pilu tengah pecah. Dijarak 20 km dari gunung, rasa detak jantung kecemasan belum stabil. (Dika)